Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mari Bersenang-senang dengan Matematika

6 Februari 2024   19:39 Diperbarui: 6 Februari 2024   19:55 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar matematika dengan media kertas lipat, dokumentasi pribadi 

Seorang siswa sedang mengarahkan klinometer ke arah sebuah pohon. Beberapa temannya membantu melihat sudut elevasi yang ada di klinometer sederhana buatan mereka. 

Sementara itu, siswa yang lain ada yang mengukur jarak pengamat dengan obyek yang diamati juga menghitung tinggi obyek dengan menggunakan konsep kesebangunan segitiga.

Semua tampak begitu bersemangat.  Ya, hari itu siswa sedang bersenang-senang dengan matrematika. Tepatnya, mereka sedang belajar menerapkan konsep kesebangunan segitiga pada masalah sebenarnya.

Menghitung ketinggian obyek dengan klinometer, dokumentasi pribadi
Menghitung ketinggian obyek dengan klinometer, dokumentasi pribadi

Mengukur tinggi pengamat, dokumentasi pribadi 
Mengukur tinggi pengamat, dokumentasi pribadi 


Mengapa harus bersenang-senang dengan matematika?

 Mendengar kata matematika ada dua Gambaran umum yang muncul dalam benak kita. 

Gambaran yang pertama  adalah matematika itu mudah dan  menyenangkan sementara yang lain menganggap matematika itu sulit, banyak rumus, terlalu banyak menghitung, juga suasana belajar yang menegangkan .

Yang merasakan matematika mudah dan menyenangkan tentunya mereka yang tidak bermasalah dengan matematika, sebaliknya yang mempunyai gambaran tidak menyenangkan tentunya yang mengalami kesulitan dalam memahami materi satu ini.

Belajar matematika dengan berbagai media, dokumentasi pribadi 
Belajar matematika dengan berbagai media, dokumentasi pribadi 

Tidak bisa dipungkiri bahwa yang mendapatkan gambaran kedua ini lebih banyak daripada gambaran yang pertama. 

Sama halnya jika hal tersebut ditanyakan pada siswa. Banyak siswa tidak menyukai matematika karena mereka memiliki pandangan negatif tentang matematika.

Hal tersebut diperparah jika guru yang agak 'kereng' atau galak. Wih .. lengkap sudah. Lebih baik jauh-jauh saja  dari matematika..he..he..

Tidak suka matematika membuat siswa 'ogah-ogahan' saat mengikuti pembelajaran dan berakibat pada kemampuan siswa dalam bermatematika rendah. Ya, bagaimana bisa pintar matematika jika tidak suka matematika?

Padahal kemampuan matematika yang kurang bagus, bisa membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar materi yang lain, misal fisika, kimia, akuntansi , teknik dan yang lain.

Membuat pembelajaran matematika yang menarik adalah tantangan guru, dokumentasi pribadi 
Membuat pembelajaran matematika yang menarik adalah tantangan guru, dokumentasi pribadi 

Berkaca dari hal tersebut, adalah penting bagi guru matematika untuk membuat pembelajaran yang menarik dan menyenangkan di kelasnya.

Dalam berbagai kesempatan saat mendampingi mahasiswa PPG, saya selalu menekankan agar membuat matematika menjadi lebih menarik, dan membuat suasana belajar yang menyenangkan. 

Guru harus selalu memancing rasa ingin tahu siswa. Guru tidak boleh  membuat siswa tegang atau takut, sebab kalau mereka tidak suka matematika karena takut pada guru,  berarti guru ikut andil dosa di dalamnya. 

Apakah pembelajaran yang menyenangkan itu? 

Dikutip dari Fadillah (2014) pembelajaran menyenangkan (Joyful learning) adalah rancangan pembelajaran dengan tujuan menciptakan suasana yang membebaskan siswa untuk berani mencoba, bertindak, bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga perhatian siswa dapat dipusatkan secara penuh pada pembelajaran.

Indikator bahwa pembelajaran kita menyenangkan adalah seluruh siswa antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak takut bertanya, berpendapat ataupun berekspresi dalam pembelajaran. 

Siswa bisa merasakan senangnya belajar matematika atau bersenang-senang dengan matematika.

Ada berbagai cara untuk membuat pembelajaran matematika yang kita lakukan lebih menyenangkan. Di antaranya adalah: 

1. Menggunakan media yang menarik 

Contoh media pembelajaran matematika, dokumentasi pribadi 
Contoh media pembelajaran matematika, dokumentasi pribadi 

Media pembelajaran merupakan salah satu alat atau sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. 

Media pembelajaran dapat berupa bahan cetak seperti buku teks, leaflet, atau poster, atau media elektronik seperti video, software pembelajaran, atau benda-benda di sekitar kita.

Media tidak harus mahal, yang penting tepat. Dalam berbagai kesempatan saya sering menggunakan media kertas lipat, lidi atau sedotan. 

Penggunaan media pembelajaran yang tepat membuat materi bisa tersampaikan dengan baik dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Ice Breaking

Ice breaking, dokumentasi pribadi 
Ice breaking, dokumentasi pribadi 

 Satu cara untuk mengembalikan mood siswa agar kembali konsentrasi saat pembelajaran adalah dengan melakukan ice breaking. 

Ice breaking bisa dilakukan dengan menyanyi atau game ringan sehingga suasana belajar menjadi lebih segar dan siswa siap untuk menerima materi. 

Hal yang perlu diingat adalah pelaksanaan ice breaking tetap perlu dibatasi, dan jangan sampai kita lupa pada tujuan pembelajaran kita. 

3. Praktik di luar kelas

Pembelajaran kesebangunan segitiga, mengukur panjang bayangan, dokumentasi Eriska
Pembelajaran kesebangunan segitiga, mengukur panjang bayangan, dokumentasi Eriska

Ada kalanya kita perlu melakukan pembelajaran di luar kelas. Banyak manfaat yang bisa diambil dari pembelajaran di luar kelas. Di samping memberikan suasana yang lebih segar, pembelajaran di luar kelas membuat materi matematika lebih bermakna. 

Melalui praktik di luar kelas konsep-konsep matematika bisa dipraktikkan langsung untuk mengatasi berbagai masalah nyata di sekitar kita.

Contoh pembelajaran di luar kelas adalah mengajak siswa mengukur tinggi suatu obyek dengan menggunakan klinometer seperti contoh di atas.

Praktik mengukur jarak pengamat dan obyek, dokumentasi pribadi 
Praktik mengukur jarak pengamat dan obyek, dokumentasi pribadi 

Praktik di luar kelas juga pernah saya lakukan saat pembelajaran statistika. Dalam pembelajaran itu kami berkolaborasi dengan UKS untuk mengukur  berat dan tinggi badan siswa. 

Data yang terkumpul kemudian digunakan untuk mencari ukuran pemusatan data yaitu mean, median dan modus.

4. Memberikan kesempatan berkolaborasi dan kebebasan berekspresi

Presentasi adalah salah satu cara siswa berekspresi, dokumentasi pribadi 
Presentasi adalah salah satu cara siswa berekspresi, dokumentasi pribadi 

Sebagai individu yang unik setiap siswa memiliki potensi juga gaya belajar yang berbeda. Kolaborasi diperlukan agar siswa bisa lebih menghargai perbedaan dan bisa bekerja sama dengan menghargai segala perbedaan itu.

Sesudah berkolaborasi mereka dibebaskan mengekspresikan hasil belajarnya dalam berbagai bentuk sesuai potensi siswa. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, yang meliputi diferensiasi proses, produk dan konten.

Generasi Z yang sangat akrab dengan teknologi akan merasa tertantang ketika mereka diminta mengumpulkan tugas dalam berbagai bentuk yang disukai, seperti video, ppt, poster digital ataupun podcast.

Ya,  melalui pembelajaran yang variatif dan mengasyikkan siswa akan merasa bahwa matematika sangat menyenangkan. 

Bersenang-senang dengan matematika  membuat matematika tampil lebih ramah di hadapan siswa. Harapannya, ke depan siswa akan semakin mencintai matematika dan terus bersemangat dalam mempelajarinya. 

Semoga bermanfaat dan salam matematika...:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun