Tulisan ini saya buat berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh seorang teman.Â
Saya tertarik menuliskannya bukan saja karena IPA sangat dekat dengan matematika, namun juga karena pembelajarannya  yang unik.
Ya, teman saya mengajak siswa membuat dan demonstrasi roket air untuk belajar IPA , tepatnya materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
****
Siang itu meski cuaca agak panas  semangat siswa yang sedang belajar sains di lapangan tidak surut. Aha, tentu saja. Mereka sedang melakukan demonstrasi roket air.
 Ada yang sibuk memompakan udara ke dalam badan roket, ada yang memasukkan air, sementara yang lain menjadi penggembira.
Mendengar suara letupan roket air dan jerit anak- anak ketika roket meluncur, mengingatkan saya pada pengalaman sekian tahun yang lalu ketika saya mendapat tugas untuk  mendampingi siswa menjadi supporter lomba roket air antar SMPÂ
Ada rasa deg- degan juga senang yang luar biasa ketika roket kami bisa 'terbang tinggi'.
Sekilas tentang roket air
Mendengar kata roket mungkin yang terbayang dalam benak kita adalah pesawat besar yang diluncurkan ke angkasa luar atau bahkan peluru kendali.
Roket adalah kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi badan roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket.
Sesuai namanya roket air adalah jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya.Â
Roket air biasanya menggunakan botol plastik sebagai wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket. Roket air dikenal dengan istilah aquajet atau kadang roket botol.Â
Bagaimana cara membuat roket air? Mari kita cermati bersama:
Alat dan bahan untuk membuat roket air:
1. Selembar kertas untuk dibuat kerucut pada moncong roket (ukuran menyesuaikan)
2. Sebuah botol minuman bekas
3. Kardus bekas untuk sirip
4. Selotip, lakban, double tape (untuk menghias dan merekatkan roket)
5. Kertas warna untuk hiasan
6. Gunting
7. Plastisin
8. Lem
9. Penyumbat gabus
Untuk membuat peluncur roket:
1. Air sebanyak setengah botol yang dimasukkan dalam  badan roket.
2. Pompa sepeda dengan katup jarum
3. Gabus penutup
4. Katup pompa sepeda
Cara membuat roket:
1. Kertas digulung  menjadi bentuk kerucut, lalu dibungkus dengan selotip, dengan tujuan supaya tahan air.
2. Botol juga bisa dicat sesuai keinginan.
3. Tempelkan kerucut tadi pada dasar botol sebagai moncong roket.
4.Buatlah sirip dari kardus dan  tempelkan di sisi botol sebagai sayap dengan menggunakan selotip.
5.Tambahkan pemberat. Fungsi pemberat adalah agar roket  bisa turun setelah diluncurkan. Pemberat bisa dibuat dari plastisin yang ditempelkan di mulut botol dan ditutup dengan selotip.
Cara meluncurkan roket:
1. Isi botol dengan air kira-kira setengahnya
2. Buatlah lubang pada gabus sesuai ukuran katup pompa sepeda.
3. Masukkan gabus penyumbat ke dalam mulut botol.
4. Pasangkan katup pompa sepeda pada lubang gabus yang telah dibuat.
5. Pegang roket pada leher botol dan pompa udara ke dalamnya.
Roket akan meluncur saat gabus tidak lagi dapat menahan tekanan yang semakin besar di dalam botol.
6. Lepaskan botolnya, dan air akan terpancar ke mana-mana saat botol meluncur, jadi siap -siap untuk sedikit basah.
He..he.. ini yang membuat beberapa siswa menjerit karena kaget juga senang.
Bagaimana roket air itu bisa meluncur atau diterbangkan?
Roket bekerja berdasarkan hukum Pascal, yaitu besarnya tekanan fluida atau air adalah sama dan ke segala arah.
Karenanya ketika udara dipompakan masuk roket dan  air keluar dari bagian bawah roket, otomatis air memberikan gaya dorong kepada roket ke arah sebaliknya (ke atas) sehingga roket dapat bergerak naik.
Siswa tampak gembira tatkala tiap kelompok meluncurkan roket mereka satu persatu. Amazing!
Gelak tawa terdengar ketika ada siswa yang terkena semprotan air sehingga bajunya basah semua.
Di akhir pembelajaran guru mengajak siswa membuat laporan tentang kegiatan hari itu, dan tidak lupa mengerjakan evaluasi.
Belajar dengan roket air adalah sebuah trik untuk membuat fisika menjadi materi yang menyenangkan untuk dipelajari.
Fisika bukan sekedar kumpulan rumus, tapi dengan semi bermain, melalui fisika kita bisa belajar tentang fakta-fakta ilmiah yang ada di sekitar kita.Â
Ya, Â banyak hal sederhana yang bisa menjadi media belajar sains yang menarik, Â karena sains sesungguhnya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Pembuatan roket air yang demikian sederhana diharapkan bisa memberikan inspirasi pada siswa untuk mengembangkan ilmu yang mereka dapatkan lebih lanjut.
Bukankah penemuan sains yang kompleks juga terinspirasi dari hal-hal yang sederhana?
Salam edukasi...:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H