1. Tidak tahu harus bertanya apa.
Karena bingung dan belum jelas dengan masalah yang dipelajari, siswa bingung harus bertanya apa. Kalau mau bertanya yang belum jelas berarti dari awal materi.Â
2. Malu dan takut dianggap bodoh.
Siswa merasa bahwa bertanya menunjukkan bahwa dirinya paling tidak mengerti di antara teman teman sekelas. Sehingga takut kalau terlihat paling bodoh.
3. Takut jika bertanya akan kembali ditanya.
Kadang guru menanyakan pada siswa kembali atas pertanyaan yang dilontarkan siswa.
Sebenarnya pertanyaan tersebut bertujuan mengeksplorasi seberapa jauh pemahaman siswa terhadap masalah yang dibahas. Tapi pertanyaan tersebut ternyata justru membuat siswa takut.
Langkah-langkah penerapan metode tutor teman sebaya adalah sebagai berikut:
1. Memilih materi yang memungkinkan untuk dapat dipelajari siswa secara mandiri. Dalam hal ini karena saya menerapkannya untuk latihan soal, maka materi yang diberikan adalah berupa soal dengan berbagai variasinya.
2. Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa-siswa pandai yang disiapkan sebagai tutor disebar dalam setiap kelompok
3. Setiap kelompok mengerjakan soal latihan yang diberikan dengan bantuan tutor. Guru berkeliling ke tiap-tiap kelompok untuk memberikan penjelasan seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Peran tutor sangat besar untuk keberhasilan pembelajaran dengan metode ini. Tutor yang baik dan paham atas materi yang dibahas akan membuat siswa dalam kelompoknya belajar dengan nyaman. Karena itu memilih tutor yang tepat adalah hal yang penting yang harus dilakukan oleh guru.
Beberapa kriteria tutor yang baik adalah yang kemampuannya pada mapel yang bersangkutan di atas rata-rata teman sekelas, juga mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dengan teman-temannya. Jangan memilih tutor yag pintar, tapi kurang bisa menjelaskan pada teman-temannya.