Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kegiatan Keputrian, Karena Wanita Begitu Berharga

19 Desember 2021   10:14 Diperbarui: 19 Desember 2021   19:41 5333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru agama sebagai narasumber | dokumentasi pribadi

Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi (Mohammad Hatta.)

Siang itu matahari dalam perjalanan menuju titik tertinggi. Ketika adzan zuhur berkumandang, bergegas siswa putra berangkat ke masjid sekolah untuk melaksanakan sholat Jumat. Dan siswa yang beragama lain menuju kelas, atau ruang perpustakaan guna melaksanakan ibadah dibawah bimbingan bapak/ibu guru.

Di saat yang sama, semua siswa putri berangkat menuju aula. Ya, karena tidak ada kewajiban menjalankan sholat Jumat, siswa putri mengadakan kegiatan keputrian yang disambung dengan sholat Dhuhur.

Sesuai dengan namanya, keputrian adalah kegiatan diskusi dan menimba ilmu yang berkaitan dengan perempuan.

Dalam kegiatan keputrian dilakukan pembahasan terhadap banyak hal misalnya meningkatkan keimanan, menstruasi, etika dalam pergaulan, pendidikan seksual juga bagaimana meningkatkan keterampilan.

Narasumber kegiatan ini tidak hanya dari guru agama saja, tapi juga dari ibu-ibu guru yang lain. Bahkan jika diperlukan narasumber bisa diambil dari pihak lain di luar sekolah misal wali murid atau alumni. Karena itu pada saat melakukan pembahasan yang bersifat umum, kegiatan keputrian wajib diikuti semua siswa putri, tidak hanya yang beragama Islam saja.

Sebagaimana diketahui di awal SMP banyak siswi yang baru pertama mendapatkan menstruasi. Pada mereka perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana menjaga kebersihan, kesehatan juga menghadapi mood yang sering berubah-ubah saat menstruasi.

Dalam sebuah kegiatan pembahasan masalah menstruasi, sekolah mengadakan kerja sama dengan wali murid yang berprofesi sebagai perawat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang (RSSA).

Dalam kesempatan itu guru agama memberikan tinjauan menstruasi dari segi agama misalnya tentang waktu menstruasi, cara menghitung siklus, cara membersihkan darahnya , juga tentang hal-hal yang dilarang dan diperbolehkan di waktu menstruasi.

Sedangkan ibu wali murid memberikan pengarahan berkaitan dengan kajian kesehatan. Bahwa saat menstruasi harus sering mengganti pembalut, karena wanita rentan penyakit. Juga bagaimana cara menjaga kebugaran saat menstruasi.

Wali murid sebagai narasumber | dokumentasi pribadi
Wali murid sebagai narasumber | dokumentasi pribadi
Sejak menstruasi siswa sudah mulai mengalami banyak perubahan bentuk tubuh. Pada prinsipnya mereka sudah mulai berkembang menjadi wanita dewasa karena secara fisik mereka sudah siap untuk menjadi ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun