Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Meminta Siswa Mengumpulkan Tugas Lewat WhatsApp, Perlukah?

17 Maret 2021   17:29 Diperbarui: 17 Maret 2021   17:39 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribun Kaltim-Tribunnews.com

Karena laptop saya agak rewel akhirnya untuk pembelajaran matematika hari ini saya menggunakan whatsapp. Sebenarnya bisa saja lewat LMS memakai hp, tapi layarnya terlalu kecil  sehingga kurang  nyaman rasanya. Tidak mengapalah lewat whatsapp, yang penting diskusi berjalan, siswa tetap antusias dan materi tersampaikan.

Di akhir pembelajaran saya selalu memberikan tugas pada siswa. Tidak banyak, biasanya dua nomor, itu pun dikerjakan dalam waktu satu sampai dua hari. Sebenarnya tujuan utama saya memberikan tugas adalah agar siswa mengulang materi yang tadi dipelajari, supaya tidak gampang lupa, sehingga minggu depan saat menginjak materi berikutnya bisa berjalan lebih lancar.

Tugas hari ini sudah saya setting yang jawabannya tidak terlalu panjang karena harus dikumpulkan lewat whatsapp. Sebenarnya bukan ide yang bagus juga mengumpulkan tugas lewat whatsapp. Memory hp jadi cepat penuh dan jadinya lemot sekali. Jadi begitu selesai dikoreksi,  tugas siswa segera saya hapus dari hp. Sambil menunggu kiriman tugas dari kelas berikutnya.

Dari pengiriman tugas lewat hp ini ternyata saya mendapatkan sesuatu yang  berharga. Apakah itu? Profil siswa. Ketika membuka tugas siswa otomatis saya bisa melihat gambar profil siswa. Ada yang memakai foto diri, keluarga, gambar animasi, tulisan, bahkan ada yang kosong sama sekali. 

Dari profil siswa saya bisa sedikit mengetahui kegiatan apa yang sedang ditekuni siswa. Siswa saya yang pembalap memasang fotonya pas action dengan sepeda balapnya, yang pemain sepak bola memasang foto pas juggling, yang menekuni dunia menggambar menampilkan gambar hasil karyanya, yang suka nonton drakor memasang foto-foto artis korea (ini yang paling banyak), gambar-gambar animasi juga banyak dipasang sebagai profil. Ya, gambar profil adalah kebebasan tiap pemilik akun untuk berekspresi.

Namun siapa sangka dari melihat profil para siswa secara tidak terduga saya menemukan gambar-gambar yang 'kurang pantas'. Beberapa gambar kurang pantas yang saya temukan di antaranya adalah siswa merokok bareng-bareng teman. 

Tidak hanya siswa laki laki, ternyata siswa perempuan juga punya foto seperti itu. Berdandan berlebihan, kadang sepertinya saya bukan melihat siswa SMP, mereka tampak jauh lebih dewasa, apalagi dengan mengenakan make up lengkap rambut disemir dan gaya yang agak over. Dan yang terakhir adalah  gambar animasi. Tampaknya lucu-lucu, tapi setelah saya amati benar- benar ternyata satu animasi  menunjukkan pelecehan seksual terhadap anak kecil.

Agak kaget juga mendapati profil whatsapp siswa yang seperti itu. Siswa yang memasang gambar- gambar seperti itu segera saya chat.  Saya nasehati juga saya minta untuk segera mengganti. Orang tua juga saya beritahu supaya meningkatkan  komunikasi dengan putera-puterinya

Dari chat dengan siswa yang memasang gambar animasi, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa ia tidak paham bahwa gambar yang dipasang mengandung unsur pelecehan seksual. Siswa hanya melihat gambar itu lucu lalu dipasang. Simpel sekali.

Salah satu karakteristik anak usia SMP (remaja awal) adalah suka mencoba hal-hal baru dan selalu berusaha melakukan sesuatu yang bisa diterima teman-teman sekitarnya. Hal ini kadang membuat mereka melakukan tindakan tanpa berpikir panjang. Bisa jadi teman-temannya memasang gambar seperti itu lalu dia ikut-ikutan memasang gambar yang sejenis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun