Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Warnet di Kampungku

5 Maret 2021   15:41 Diperbarui: 5 Maret 2021   16:04 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warnet, Sumber gambar:MonitorRiau.com

Gelak tawa diiringi kepulan asap rokok membuat suasana warnet terasa hangat.  Sesekali terdengar umpatan yang disambut dengan tawa yang lain.  Yang mengumpat jelas kalah dalam gamenya, sementara yang tertawa bisa ditebak pasti yang menang.   Beberapa anak perempuan tanggung mengambil tempat di depan komputer paling pojok. Sesekali terdengar cekikikan lucu.  Kelihatannya mereka membuka sosmed dan sedang chatting dengan teman yang nun jauh di sana.

Semenjak dibukanya warnet, kampung kami selalu ramai.  Orang selalu lalu lalang  baik dari dalam  maupun luar kampung.  Kehadiran warnet semula kami sambut dengan senang karena memudahkan anak-anak yang akan ngeprint atau mengerjakan tugas sekolah. Jika hal itu biasanya mereka lakukan di warnet kampung sebelah, sekarang tidak perlu jauh-jauh.

Seiring berjalannya waktu warnet semakin ramai, dan ternyata pengunjungnya lebih banyak datang untuk bermain game daripada  mengerjakan tugas. Perkembangan yang meresahkan terutama bagi ibu-ibu yang memiliki anak-anak kecil. Beberapa anak kecil  mulai mengalami perubahan perilaku.  Merokok sembunyi-sembunyi atau  main game sampai malam dengan alasan mengerjakan tugas. 

Diperparah lagi dari pihak warnet yang membuka usahanya sampai jam 2 pagi, dari gosip yang beredar pihak warnet menyediakan rokok pula.  Bisa dibayangkan betapa resahnya kami yang tinggal di sekitarnya.

Sebenarnya Pak RT sudah memberikan peringatan pada pemilik warnet untuk menertibkan pengunjungnya.  Paling tidak bukanya dibatasi sampai pukul 10 malam .  Tapi begitulah. Karena berkaitan dengan mencari nafkah,  urusan jadi agak rumit.  Intinya pihak warnet tetap bersikukuh buka sampai jam 2 pagi dengan berbagai alasan.  Sementara RT tidak begitu berani menegur karena setiap ada event di kampung warnet adalah donatur terbesar.

***

Frans adalah salah satu pengunjung warnet yang setia. Hampir tiap malam ia menghabiskan waktu di warnet ini.  Frans sudah selesai kuliah dan baru beberapa hari yang lalu diwisuda. Sebenarnya ia ingin segera balik ke kampungnya ,  tapi masih menunggu kiriman uang untuk membeli tiket.

Malam ini meski jam sudah menunjukkan pukul 23.35 warnet masih ramai.  Maklumlah sekarang malam Minggu. Para pengunjung  masih bermain game di antara kepulan asap rokok yang memenuhi ruangan, termasuk di dalamnya Frans.

 Tengah asyik-asyiknya bermain tiba-tiba terdengar seseorang mengamuk dan berteriak-teriak.  Pengunjung sontak mengalihkan perhatiannya.  Frans! Kenapa dia?

 "Sialan.. Curang sekali! " teriak Frans sambil mengepalkan tangannya. Matanya melotot pada temannya yang berada di komputer lain.  Sementara yang dipelototi melihat Frans dengan gemetar. Frans berdiri hendak mendekat dengan tatapan penuh kemarahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun