Mohon tunggu...
Yuke AlfiZulyatmi
Yuke AlfiZulyatmi Mohon Tunggu... Penulis - Unaisya

Bukan perihal seberapa diberi namun seberapa ikhlas dalam memberi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi di Balik Arsitektur Masjid Tuo Kayu Jao, Sumatera Barat

3 Maret 2021   14:00 Diperbarui: 3 Maret 2021   15:12 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nusantara kaya akan budaya. Terdapat berbagai suku di Nusantara, suku Jawa, Sunda, Minang, dan masih banyak lagi. Setiap suku ini memiliki ciri khasnya masing-masing seperti Suku Minangkabau yang memiliki ciri khas rumah adat bagonjoang atau bergonjong. Gonjong ini mengandung makna hirarki dalam kekuasaan pengambilan keputusan di Minangkabau. Segala sesuatu memiliki filosofi tersendiri.

Di daerah Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ternyata terdapat salah satu bukti kekayaan budaya Nusantara yaitu Masjid Tuo. 

Masyarakat sekitar menamainya dengan Masjid Tuo karena memang mesjid ini sudah tua. Sedikit menyinggung mengenai sejarah berdirinya mesjid ini bahwa Masjid Tuo adalah mesjid yang dibangun pada tahun 1599 seiring dengan perkembangan penyebaran Islam di Kabupaten Solok pada ke-16. 

Itulah mengapa mesjid ini dinamakan dengan Masjid Tuo. Pendiri mesjid ini adalah Datuak Muasur dan Datuak Labai. Kedua tokoh ini yang mencetuskan pendirian Masjid Tuo ini. Begitulah sedikit sejarah mengenai pendirian Masjid Tuo.

Lalu bagaimana dengan keadaan Masjid Tuo sekarang? Pada masa ini Masjid Tuo sudah mengalami banyak renovasi, mulai dari perbaikan lantai yang sudah lapuk, dinding yang sudah mulai keropos, penambahan rumah-rumah kecil di sekitar pekarangan, hingga adanya lampu kerlap-kerlip di bagian gonjong mesjid. Arsitektur Masjid Tuo sekarang dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman namun tidak merubah ciri khas dari mesjid tersebut.

dokpri
dokpri
Lalu, apakah yang membuat mesjid ini tetap khas? Ya, gonjong yang bertingkat tiga pada Masjid Tuo ini memiliki keunikan dan kekhasan. Arsitektur mesjid ini mengandung filosofi yang sangat menarik. 

Pada bagian atap yang bergonjong dan tiang mesjid mengandung filosofi “ Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah “ maksudnya adalah adat berpedoman kepada agama dan agama berpedoman kepada Kitab Allah (Al-Quran) dan filosofi ini terkandung dalam arsitektur Masjid Tuo yang berada di Kayu Jao, Sumatera Barat ini. 

Dalam segi adat gonjong yang bertingkat pada mihrab mesjid ini mengandung filosofi tungku tigo sajarangan, maksudnya adalah dalam Minangkabau ada tiga tokoh terkemuka yaitu alim ulama, cadiak pandai, dan penghulu. Dalam segi agama, mesjid ini untuk beribadah kepada Allah swt. dan tempat untuk kasurau atau mengaji.

Tidak heran jika banyak pengunjung yang datang ke Mesjid ini. Banyak mereka yang ingin memanjakan mata dengan keindahan pemandangan di sekitar Masjid Tuo ini. Dan pastinya Masjid Tuo ini masih dirawat oleh warga setempat. Surau kami belum roboh, namun masih tetap lestari hingga saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun