Mohon tunggu...
Yudo AgilKrisnadi
Yudo AgilKrisnadi Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Perilaku Perkembangan Anak pada Masa Prasekolah Menurut Tahapan Teori Erik Erikson

20 April 2021   16:48 Diperbarui: 20 April 2021   17:13 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam dunia perkembangan anak banyak tokoh yang membuat dan mengembangkan teori, salah satunya,  Erik Hamberger Erikson atau lebih dikenal Erikson. Teori Erikson yang cukup terkenal adalah tentang pembahasan teori psikososial.

Pada essai ini penulis akan mengupas tentang problematika perilaku perkembangan anak pada masa awal pendidikan yang dibagi menjadi beberapa tahap menurut teori Erikson.

B. PEMBAHASAN

Erik Erikson merupakan psikolog Jerman. Ia lahir di Framkurt, Jerman 1 Juni 1902. Erik Erikson memiliki ayah keturunan Denmark dan ibunya merupakan seorang Yahudi. Ketika Erikson masih didalam kandungan ibunya, ayahnya pergi meninggalkannya. Saat Erikson lahir, ibunya dilatih untuk menjadi seorang perawat dan mereka pindah disebuah kota bernama Karsruhe di daerah Jerman Selatan. Pada tahun 1904, ibu dari Erikson menikah dengan dokter spesialis anak yang bernama Theodor Hamburger. Pada saat itu pula nama Erikson berubah menjadi Salomonsen Erik Hamburger Erikson.

Konsep-konsep identitas yang dikembangakan Erikson didasarkan pada pengalamannya sendiri saat ia masih bersekolah. Pada masa bersekolah Erikson mengalami beberapa krisis, diantaranya saat bersekolah kedua orang tua Erikson menyembunyikan tentang kelahiran Erikson. Ia di sekolah tidak diterima anak-anak lainnya karena ia meupakan seorang Nordic. Nordic adalah anak-anak yang bertubuh tinggi, berambur pirang, dan bermata biru. Selain itu ia tidak diterima karena Erikson merupakan seorang Yahudi.

Selama hidupnya Erikson hidup berpindah-pindah, namun pada akhirnya Erikson dan keluarganya hidup di Boston. Di Boston ia diterima untuk mengajar di Harvard Medical Shcool. Ia juga membuka praktik psikoanalisis yang mengkhususkan perawatan anak-anak.

Pada masa ini pula Erikson betemu dua orang psikolog yaitu Henry Murray dan Kurt Lewin. Kemudian Erikson mengajar di Yale University. Ia melakukan studi yang menjadikan namanya terangkat, studi yang dilakukan Erikson tentang modern suku Lakota dan Yurok.

Muharram menyebutkan dalam jurnalnya, buku pertama Erikson adalah Childhood dan Society (1905), yang menjadi salah satu buku klasik di dalam bidang ini. Pada 12 Mei 1994 di Harwich, Amerika Serikat Erikson meninggal dunia dalam usia 91 tahun.

Menurut Sally Olds (dalam Human Development: Perkembangan Manusia), teori Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psiko-sosial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan.

Erikson memberi paparan tentang teorinya melalui konsep hal yang bertingkat atau bertahapan. Menurutnya manusia akan melalui 8 (delapan) tingkatan perkembangan. Yang menarik dari teori ini yaitu seseorang bisa naik ke tingkat berikutnya tanpa harus tuntas terlebih dahulu tingkatan sebelumnya. Seseorang yang dapat menangani tingkatan dengan baik, ia akan merasa pandai. Namun, jika seseorang tidak dapat menangani tingkatan dengan baik, ia akan tampil dengan perasaan tidak selaras.

 Erikson membagi tahapan kehidupan menjadi 8 tingkatan yang merentang dari sejak lahir hingga kematian. Dalam jurnal Psikologi Perkembangan yang ditulis oleh Muharrahman, masa anak-anak awal dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan yang paling dasar, yaitu (1) Oral-Sensori, (2) Muskular-Anal, (3) Lokomotor-Genital.

  • Tahapan 1: Oral-Sensori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun