Tulisan ini ingin menuangkan kegelisahan dan refleksi atas hidup. Tulisan akan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama tentang dunia yang kelihatan, lebih spesifiknya tentang dunia jasmani. Bagian kedua tentang dunia yang tidak kelihatan. Di dalamnya ada pikiran, perasaan, dan hati nurani.
Bagian Pertama : Yang Kelihatan
[caption caption="Resturider123.blogspot.com"]
[/caption]Dunia yang kelihatan, dalam tulisan ini terfokus pada dunia jasmani, tubuh, fisik, wadag, “bleger”. Jelmaan wadag-ku akan tampil dalam berbagai rupa. Baju yang aku pakai, rumah yang aku tinggali, makanan yang aku santap, kendaraan yang aku tumpangi.
Wadag-ku menjadi pemantik munculnya aksesori-aksesori kehidupan. Wadag-ku menjadi sumber inspirasi bagi persona-persona yang lain untuk menciptakan aksesori-aksesori tersebut. Mereka dengan naluri, insting, kreatifitas, ide, gagasan, dan kepekaannya berhasil menciptakan produk-produk yang bisa membuat tampilan wadag-ku menjadi lebih indah.
Di sisi lain, aksesori-aksesori tersebut bisa membuatku lambung, melayang, tak terkendali. Wadak-ku bisa menjadi sangat maniak dengannya. Dan ini berbahaya..!!! Berbahaya karena, aku bisa terjebak dan terbuai kepada dunia material yang tidak pernah ada batasnya. Kepada dunia material yang selalu menawarkan sebuah situasi yang berbeda, yang interesan, yang nge-trend.
Bagian Kedua : Yang Tidak Kelihatan
[caption caption="Trihonifa.blogspot.com"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/10/ikhlas2-56e0d50b40afbd02078b456f.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Soalnya adalah bagaimana menata yang rohani, yang pikiran, yang perasaan, yang nurani : agar berada dalam kondisi serba positif. Serba yang hakiki, yang bening, yang suci. Bukan perkara yang mudah menangani yang tidak kelihatan. Meskipun demikian, mengolah yang tidak kelihatan menjadi tugas utama. Sebab, dari sanalah kemuliaan bisa diwadag-kan.