Mohon tunggu...
Yudistira
Yudistira Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan swasta, blogger, traveller, anak muda

Karyawan swasta, traveller, anak muda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemenangan Oposisi Malaysia Sejatinya Reformasi yang Tertunda

15 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 15 Mei 2018   08:10 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menariknya di sini, Setiap mendekati/sesudah General Election, Anwar Ibrahim selalu berada di penjara. Pertama kali anwar divonis penjara tahun 1999, sebelum GE 10. kemudian dibebaskan tahun 2004 , sesudah GE11. Kemudian tahun 2008, ketika berlangsung GE 12, Ia dipenjara lagi karena tuduhan kasus sodomi. 

Lalu pada tahun 2012 ia dibebaskan oleh hakim setelah banding, namun tahun 2014 sesudah GE13, Ia dipenjara lagi hingga 5 tahun ke depan dan masih untuk kasus yang sama karena giliran pihak pemerintah yang banding.  Bahkan di GE14 yang berlangsung tahun 2018, Anwar Ibrahim pun baru akan dibebaskan setelah pemilu. Beliau pun masih tidak bisa mencalonkan diri sebagai PM.

Namun perlahan-lahan, perolehan kursi Oposisi mulai dari koalisi Barisan Alternatif sampai berganti menjadi Pakatan Harapan mulai merangkak naik. 

Trend positif ini sudah diprediksi banyak pihak, cepat atau lambat BN akan runtuh. Di GE13, Pakatan Rakyat berhasil meraih kemenangan dari sisi Popular Votes (mayoritas suara perorangan), prestasi yang mulai mengancam Barisan Nasional. 

Tidak heran banyak pihak sempat curiga, bila Anwar ibrahim yang dipenjara tahun 2014 erat kaitannya dengan hasil election yang tidak menggembirakan partai penguasa.

Namun pada GE14 tahun 2018 kali ini ada keajaiban besar, yaitu PM terdahulu yang berselisih dengannya, Mahathir Mohamad menggabungkan dirinya dengan oposisi -- Pakatan Harapan. Ia pun bersatu kembali dengan kawan lamanya, Anwar Ibrahim untuk bersama-sama meruntuhkan Barisan Nasional.

Mahathir Mohamad yang keluar dari UMNO dan Barisan Nasional tahun 2016 dan kemudian pada tahun yang sama mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) dan menempatkan diri sebagai partai oposisi melawan Barisan Nasional walau masih terpisah dengan Pakatan Rakyat. Namun pada tanggal 8 Januari 2018, Mahathir dinyatakan sebagai calon Perdana Menteri mewakili Pakatan Harapan pada pemilu 2018. Karena partainya PPBM tidak dapat mengikuti pemilu dengan logo sendiri, sehingga Ia menggabungkan diri dengan Koalisi baru yakni Pakatan Harapan.

Pada Akhirnya di General Election ke-14, tanggal 9 mei 2018 kemarin, Oposisi berhasil meraih mayoritas kursi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah malaysia, Pihak Oposisi menang dan kekuasaan berpindah ke Pakatan Harapan. Kemenangan ini juga terbantu karena isu besar mengenai korupsi 1MDB di tampuk kepemimpinan PM Najib Razak dan kondisi ekonomi Malaysia yang sedang tidak bagus dimana rakyat banyak mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang mahal.

Mahathir Mohamad Pada usia 92 tahun kemudian menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-7 dan sekaligus kepala negara atau pemerintahan tertua di dunia. Beliau berencana mengampuni Anwar Ibrahim dan menyerahkan kekuasaan ke Anwar setelah dua tahun.

Nah bila kita melihat ke belakang, sungguh sulitnya perjuangan Oposisi Malaysia ini. Bayangkan mereka butuh hingga 5 kali pemilihan umum dari tahun 1999 sampai 2018, 20tahun lamanya untuk sampai berhasil mengalahkan pemerintahan yang berkuasa. Bandingkan dengan Indonesia yang begitu cepat melakukan reformasi dari tahun 1998 dan beralih secara demokratis setahun setelahnya di Pemilu 1999. Bahkan di Pemilu 2004 berikutnya, Partai Pemenang sudah beda lagi (Partai Demokrat). Demokrasi di Indonesia berjalan dinamis dan cepat. Berbeda dengan kondisi Malaysia yang berjalan lambat.

Bahkan uniknya lagi, kemenangan Oposisi itu sedikit banyak terbantu dari Faktor Mahathir Muhammad yang menjadi Calon PM-nya oposisi. Hal ini sungguh membingungkan, karena sejatinya Mahathir Mohamad dulunya adalah bagian dari Barisan Nasional yang dahulu di tahun 1999 ingin dikalahkan oleh oposisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun