Mohon tunggu...
YUDI MASRAMID
YUDI MASRAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia-Malaysia Tahun-tahun Konfrontasi

30 Juli 2022   12:36 Diperbarui: 30 Juli 2022   20:38 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Sukarno Memeriksa Pasukan |Foto via liputan6.com 

Mengenang sejenak
Konfrontasi Indonesia-Malaysia, tahun 1963 hingga 1966 .

Rencana Malaysia pada bulan Mei 1961 menggabungkan koloni-koloni negeri Melayu seperti Malaya, Singapura, Sabah , Sarawak  dan Brunei mendapat tantangan keras dari Indonesia. Selama hari-hari terakhir perselisihan memuncak dan Indonesia mulai terlibat dalam serangan, sabotase, dan upaya subversi di Sarawak dan Sabah.

Pada Mei 1963, Presiden Sukarno dan Tunku Abdul Rahman mengadakan pembicaraan dan sepakat bahwa plebisit akan diadakan sebelum Federasi dibentuk. Sukarno setuju bahwa Indonesia tidak akan menghalangi jika rakyat Kalimantan Utara mendukung Federasi.

Namun, Tunku  menandatangani Perjanjian London pada 9 Juli 1963, di mana ditetapkan bahwa Federasi Malaysia akan dibentuk pada 31 Agustus 1963.

Indonesia melihatnya sebagai pelanggaran terhadap komitmen mereka, meski setelah itu Brunei memutuskan untuk tidak bergabung dengan federasi Malaysia.

Sebagai tanggapan atas hal tersebut, pada tabggal 25 September 1963, Presiden Sukarno mengumumkankampanye ganyang Malaysia  atau “Hancurkan Malaysia”

Konfrontasi meningkat dan semakin panas ketika Indonesia membuka serangan militer dilintas batas Sabah dan Sarawak.

Presiden Sukarno Memeriksa Pasukan |Foto via liputan6.com 
Presiden Sukarno Memeriksa Pasukan |Foto via liputan6.com 

Indonesia juga memulai serangan di Singapura dan Semenanjung Malaysia.

Gurkha dan pasukan Persemakmuran (Inggris)  serta batalyon Melayu,  melancarkan serangan terhadap pasukan Indonesia. Masa masa sulit bagi kedua negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun