Mohon tunggu...
Yudi Kurniadi
Yudi Kurniadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja

Pekerja konstruksi dan penikmat sepakbola yang lagi suka menulis. Here We Go!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dokter di Inggris Menceritakan Keterkaitan Covid-19 pada Duel Liverpool Vs Atletico

3 April 2020   17:42 Diperbarui: 3 April 2020   17:59 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga Liverpool vs Atletico Madrid diyakini meningkatkan kasus positif virus Corona (Foto: Getty Images)

Liverpool menghadapi Atletico pada laga leg kedua 16 besar Liga Champions, 11 Maret 2020 (12 Maret 2020 dini hari WIB). Yang berkesudahan Liverpool kalah dan tersingkir, tapi yang lebih buruk bukanlah soal hasil pertandingan.

"Duel Liverpool vs Atletico di Anfield seharusnya tidak dimainkan," ucap direktur kesehatan publik kota Liverpool, Matthew Ashton, hal ini ia ungkapkan di tengah kekhawatiran pada meningkatnya jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di Inggris.

Pada laga tersebut dihadiri oleh 54.000 orang, termasuk 3.000 pendukung Atletico, di kota Liverpool pada waktu itu hanya memiliki enam kasus yang dikonfirmasi tentang coronavirus.

Menurut analisa Ashton, jumlah fans tersebut dianggap cukup menjadi pemicu penyebaran corona yang begitu cepat di Inggris. Sontak saja angka penderita Covid-19 di Liverpool dari 14 orang pada 20 Maret menjadi 309 orang dua pekan setelahnya. Maka dari itu, duel Liverpool vs Atletico seharusnya tidak dihelat.

"Meski kita tidak pernah tahu, laga Liverpool kontra Atletico Madrid jadi salah satu event yang ramai saat itu dan mungkin berpengaruh pada kenaikan angka penderita di Liverpool. Itu jelas akan masuk dalam daftar evaluasi sehingga kesalahan serupa tidak terulang di masa depan," tukas pria berkebangsaan Inggris tersebut.

Perlu diketahui bahwa Spanyol menjadi pusat penyebaran virus kedua setelah Italia. La Liga bahkan telah memutuskan bahwa semua pertandingan harus dimainkan secara tertutup dan pemerintah Spanyol telah memerintahkan sekolah ditutup sehari sebelum laga tersebut.

Hal inilah yang memunculkan pendapat Ashton yang mengatakan bahwa kedatangan penggemar Atletico Madrid akan meningkatkan risiko penyebaran virus Corona di kota Liverpool. Sebab ada ribuan suporter yang berinteraksi.

Namun pemerintah Inggris waktu itu masih memberikan kebijakannya untuk mengelar pertandingan tersebut tanpa batasan atau larangan, hanya saja memberi imbauan terkait bahayanya Covid-19 dan bila terpapar harus segera mengisolasi secara mandiri.

Ashton tahu bahwa suaranya sebagai dewan kesehatan waktu itu tidak terlalu didengar di dunia sepak bola. Namun, dia yakin bahwa tetap menyelenggarakan pertandingan itu adalah keputusan buruk. UEFA mungkin telah membuat ribuan warga Liverpool menghadapi risiko yang seharusnya bisa dicegah.

UEFA dan Premier League termasuk lamban dalam mengambil keputusan. Barulah ketika pandemi itu merajalela di banyak negara Eropa, mereka memutuskan menghentikan musim sementara.

Kini, musim dihentikan sementara sampai waktu yang belum ditentukan. Liverpool sudah gagal di Liga Champions dan bisa jadi gagal jadi juara Premier League juga.

Analisa dari Ashton ini, mengingatkan kita pada kasus lainnya yakni, duel Atalanta versus Valencia di San Siro pada 19 Februari 2020 lalu, yang disebut sebagai bom biologis. Pasalnya, selepas duel itu jumlah pasien positif virus Corona di Italia meningkat tajam. Pernyataan ini disampaikan Walikota Bergamo, Giorgio Gori.

Sejumlah suporter Atalanta yang hadir langsung di San Siro diduga terpapar virus Corona. Mereka pun pulang ke kota asalnya Bergamo, Provinsi Lombardy dan menularkan virus itu ke penduduk lain. Adapun beberapa fans Valencia yang datang ke Milan diduga terpapar COVID-19, dan menyebarkannya tanpa sengaja ke Spanyol.

Selain itu beberapa pemain dari Atalanta maupun Valencia dilaporkan terpapar virus yang awalnya berasal dari kota Wuhan China itu, dan sampai saat ini masih dalam tahap isolasi mandiri. Karena disinyalir mereka terpapar karena sebelumnya tanpa gejala.

Sampai hari Jumat (3/4/2020) sore WIB, Italia masih jadi yang terparah di Eropa dengan kasus positif Corona mencapai 110.574 orang. Dari jumlah tersebut, 13.157 orang meninggal. Sementara Spanyol diperingkat kedua dengan 102.136 yang terpapar positif dan 9.053 orang meninggal.

Sedangkan didaratan Inggris Raya berdasarkan data dari WHO, memiliki kasus positif Corona 29.478 orang serta tercatat 2.532 orang meninggal. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun