Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan dan Silaturahmi Nasional

14 April 2021   11:49 Diperbarui: 14 April 2021   12:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan Ramadhan merupakan  Penghulu dari semua bulan dalam setahun, dan yang paling dirindukan oleh seluruh Umat Isam di seluruh dunia. Bahkan tidak hanya oleh Umat Islam saja, Bulan Ramadhan juga diakui dan sangat dihargai oleh seluruh umat manusia di dunia. Khusus di Indonesia, Bulan Ramadhan bahkan menjadi bulan yang selalu dinantikan bukan saja oleh umat Islam, tetapi juga oleh umat-umat agama lain. Mereka semua akan berlomba saling meminta maaf dan membuka pintu maaf bagi siapa saja, bahkan juga termasuk kepada dunia perpolitikan.

Banyak tokoh-tokoh yang selama ini berseberangan khususnya dalam politik. Mereka saling berusaha menyerang, menjatuhkan dan mengkritik lawan-lawan politiknya. Apalagi media-media sengaja memberikan ruang kepada para tokoh-tokoh politik untuk saling beradu, sehingga banyak yang terlihat sangat bermusuhan satu dengan yang lainnya.

Namun demikian lihatlah ketika Ramadhan menjelang atau tiba, mereka seolah-olah lupa sedang bermusuhan. Mereka bahkan berebut untuk meminta maaf  terlebih dahulu dan membuka pintu maaf  lebar-lebar.  Hal ini bisa dilihat dari status-status yang mereka bagikan di media-media sosial yang dimilikinya. Bahkan di media-media sosial mereka seolah-olah saling bermaafan dengan siapa saja baik yang dikenal maupun tidak, sama seperti para netozen pada umumnya.

Pada kehidupan nyata, status -- status yang dibagikan di media-media baik media sosial ataupun media umum lainnya seharusnya bisa direalisasikan. Kehidupan yang dijalani adalah kehidupan di dunia nyata bukan dunia maya. Pada bulan Ramadhan keyakinan bahwa status saling bermaafan yang diungguah di media sosial atau media umum sangatlah bisa direalisasikan. Hal ini karena saling bermaafan merupakan panggilan nurani yang sangat  kuat. Terlbih bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, barokah dan ampunan, maka sudah sangat pantas dijadikan momen yang sangat tepat untu saling bermaafan. Momen bermaafan bahkan harus diperluas menjadi momen silahturahmi nasional, karena kepentingan bangsa yang sangat besar harus diutamakan. Dengan saling bersilaturahmi maka tidak hanya saling bermaafan yang terjadi tetapi juga saling menguatkan ikatan persaudaraan, nasionalisme, seperjuangan dalam mengisi dan membangun negara dan bangsa. Bukankah semua usaha para tokoh dan seluruh rakyat adalah ingin memajukan negara dan bangsa ? Ya jadikan Bulan Ramadhan menjadi bulan silahturahmi nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun