Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Salam Pancasila?

25 Februari 2020   14:48 Diperbarui: 25 Februari 2020   14:49 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat Indonesia memang selalu dinamis dalam berpendapat mengenai pemahaman Pancasila. Jika ditanya satu per satu tentang Pancasila maka jawaban umumnya adalah Pancasila harus dipertahankan karena Pancasila adalah lambang negara, dasar negara, pengikat bangsa Indonesia. Namun demikian ada juga yang terlihat acuh dan tak acuh, bahkan mungkin ada yang terkesan "nyinyir" terhadap Pancasila.

Beberapa waktu belakangan ini, kepala BPIP melontarkan ide untuk membuat Salam Pancasila sebagai upaya titik temu dari berbagai salam bernuansa agama di tempat umum. Mungkin maksud beliau agar Pancasila lebih tertanam lagi di dalam dada rakyat Indonesia. Namun demikian ide tersebut mendapat berbagai kritikan karena dianggap tidak lazim. Banyak yang menasehati beliau agar lebih bijaksana dalam megeluarkan pernyataan karena posisi beliau sebagai seorang pejabat publik jangan sampai mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan publik.

Saya yakin bahwa dalam keseharian, kita terbiasa mengucapkan beberapa kali salam, baik salam yang bernuansa agama seperti "Assalamu'alaikum", atau salam yang sudah biasa dikenal publik nasional, seperti "Selamat Pagi", juga salam yang berbahasa daerah, seperti "Punten". Ada juga salam yang tanpa diucapkan, seperti salam komando. 

Selama ini semua salam tersebut tidak bermasalah dan tidak dipermasalahkan, karena semua orang sudah tahu maksud dari aneka salam tersebut. Sehingga bila kini ada yang mengusulkan salam model baru yaitu "Salam Pancasila" sebagai pengganti "assalamu'alaikum" tentu akan langsung banyak yang mengkritisinya walaupun yang mengusulkan adalah seorang Kepala BPIP, bahkan sampai ada beberapa video yang dibuat untuk mengkritik usulan Salam Pancasila, sehingga yang terjadi dalam video tersebut  Pancasila seperti diolok-olokkan.

Saya yakin kita semua yang menganggap Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, dan tetap ingin mempertahankan Pancasila, tidak pernah terpikir untuk melakukan salam Pancasila seperti di video media sosial. Saya yakin, kita semua jika ingin mengucapkan salam kepada orang lain pasti memilih salah satu salam yang sudah biasa kita ucapkan selama ini, baik yang bernuansa agama atau nasional atau kedaerahan.

Bahkan para pendiri bangsa ini yang juga perumus Pancasila sendiri tidak pernah menyebut "Salam Pancasila" apalagi mengajarkannya, sehingga tidak perlu lagi adanya salam model baru yang malah menimbulkan polemik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun