Mohon tunggu...
yudika phareta
yudika phareta Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU

Selanjutnya

Tutup

Medan

Imersif Show: Napak Tilas Perkebunan Nusantara

14 Juni 2025   10:30 Diperbarui: 14 Juni 2025   10:30 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Judul video yang disajikan di imersif room (Fotografer: Yudika Phareta Simorangkir)

Dibalik pertunjukan berteknologi canggih, Musperin memiliki motivasi yang kuat untuk memutuskan mengadopsi teknologi dan merealisasikannya dalam bentuk ruang imersif. Angel, Pemandu tur museum, mengungkapkan bahwa imersif dibuat untuk memperkenalkan kelapa sawit sebagai salah satu sumber komoditas yang berpengaruh besar bagi Indonesia.

“Imersif ini sendiri kan tentang kelapa sawit. Kita tahu betul potensi kelapa sawit ini sangat besar di Indonesia, baik di mancanegara juga. Sebelumnya saat Bapak Jokowi masih menjabat, beliau juga sangat menunjang sekali kelapa sawit ini sampai diekspor ke luar negeri. Dan memang Indonesia itu pernah jadi negara penghasil kelapa sawit terbesar. Itulah kenapa motivasi kita mendirikan imersif ini menjadi salah satu tempat yang menarik untuk belajar di museum,” ujarnya.

Meskipun teknologi yang digunakan dalam ruang imersif cukup canggih, tak dapat dipungkiri bahwa perangkat beberapa kali pernah mengalami kendala secara teknis saat beroperasi. 

“Karena itu alat elektronik, tentunya sering ada trouble. Untuk masalah elektronik mungkin dari segi kabel, kemudian mati listrik juga. Nah, untuk menyiasatinya kita menggunakan genset. Kalau untuk kerusakan elektronik yang fatal belum ada. Karena ini juga pakai aplikasi, kadang masalahnya itu seperti ngeleg. Soslusinya kita masih terkoneksi dengan pihak IT yang ada di Jakarta. Jadi kalau ada masalah di aplikasinya seperti update aplikasi, itu kita masih komunikasi dengan vendor kita,” jelas Fika, Pengelola Musperin1.

Fika, Pengelola museum, saat menyatakan terkait kendala dan solusi yang dilakukan (Fotografer: Ginaysa Salsabila Sembiring)
Fika, Pengelola museum, saat menyatakan terkait kendala dan solusi yang dilakukan (Fotografer: Ginaysa Salsabila Sembiring)

Kehadiran Imersif room ini mendapatkan respon positif dari pengunjung. Salah satu pengunjung, Rika (21), mengaku datang karena melihat video pendek ruang imersif di TikTok. “Awalnya saya kira museum ini seperti museum pada umumnya, tapi ternyata ruang imersifnya luar biasa. Saya merasa seperti benar-benar berada di perkebunan kelapa sawit,” tuturnya antusias. 

Menurut Rika, pengalaman imersif membantunya memahami bahwa sektor perkebunan bukan hanya soal ekonomi, tapi juga budaya, politik, dan perjuangan. 

“Dulu saya anggap sawit cuma bikin macet karena truknya besar-besar, tapi ternyata sejarahnya panjang dan kompleks. Museum biasanya identik dengan tempat sepi dan tua. Tapi di sini, rasanya beda. Ada vibes modernnya, tapi tetap edukatif,” tambahnya.

Melihat antusiasme masyarakat yang meningkat, pihak museum sudah menyiapkan pengembangan ke depan. Di antaranya adalah penambahan tema dan narasi di ruang imersif, seperti sejarah perdagangan rempah, kisah perjuangan pekerja kebun perempuan, hingga konten interaktif berbasis Augmented Reality (AR) yang memungkinkan pengunjung “berinteraksi” dengan tokoh-tokoh sejarah.

Ruang imersif Musperin I adalah bukti nyata bahwa sejarah bisa dihidupkan kembali dengan pendekatan yang tepat dan tidak harus membosankan. Dengan pendekatan teknologi, narasi sejarah bisa diramu menjadi pengalaman yang mendalam, personal, dan membekas. Di balik teknologi canggihnya, ruang ini tetap setia pada satu tujuan: membangkitkan rasa ingin tahu dan kecintaan terhadap sejarah dan budaya perkebunan Indonesia.

“Saya sendiri harapannya, agar anak-anak dan remaja-remaja sekarang itu lebih menganggap museum itu sebagai ruang yang asyik. Bukan ruang yang tempat untuk seram atau mereka menakutkan” harap Angel, Pemandu Tur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun