Sophie Callista Wirawan / Yudika Phareta Simorangkir
Langit-langit ruangan temaram itu dihiasi proyeksi visual hamparan perkebunan teh dari ketinggian, lengkap dengan gemuruh angin dan suara burung bersahutan. Di sekelilingnya, layar-layar interaktif menyala, menampilkan sejarah panjang komoditas kelapa sawit yang membentuk wajah ekonomi negeri. Seolah dibawa melintasi waktu, pengunjung Museum Perkebunan Indonesia I kini tak hanya melihat, tapi turut merasakan denyut perjalanan perkebunan Nusantara lewat sentuhan teknologi imersif yang menyatu dengan narasi sejarah.
Bangunan kolonial berarsitektur khas di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Museum Perkebunan Indonesia I atau yang lebih akrab disebut Musperin I tengah berbenah. Tidak lagi hanya sekadar ruang sunyi yang menyimpan artefak usang, kini museum ini melangkah lebih jauh dengan menghadirkan teknologi imersif sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini.
Ruang Imersif ini resmi dibuka pada 11 Juli 2024 oleh Eddy Abdurrachman, Direktur Utama Dewan Direksi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sebagai bentuk kerja sama antara Yayasan Museum Perkebunan Indonesia, BPDPKS, dan Museum Perkebunan Indonesia I. Peluncuran ini sekaligus menjadi peringatan langkah modernisasi museum melalui program edukasi yang dikemas dalam pengalaman multimedia.
Ruangan yang berukuran 6x5 meter ini, menyajikan video berdurasi 25 menit dalam satu sesi, dengan judul The Story of The Seed That Change The World. Lewat teknologi video mapping 360 derajat, pengunjung diajak menyusuri sejarah dan perkembangan sektor perkebunan Indonesia dari zaman penjajahan hingga era industri modern, khususnya perjalanan dan perkembangan kelapa sawit dari awal masuk ke Indonesia. Pengunjung seakan bisa mereasakan langsung secara lebih personal, emosional, interaktif melalui visual dan suara yang menyentuh indera. Dalam hitungan menit, kilas balik perjalanan komoditas kelapa sawit mengalir dalam panorama yang memukau.
Ruangan imersif sendiri menggunakan teknologi VR (Virtual Reality), teknologi yang dapat membawa seseorang ke dalam dunia berbeda melalui perangkat khusus yang telah disesuaikan dan AR (Augmented Reality), teknologi yang dapat mewujudkan berbagai objek, lokasi dan imajinasi buatan ke dalam dunia nyata secara langsung, melalui audio ataupun objek 3D.
“Sepengetahuan saya, AR itu Augmented Reality, VR itu Virtual Reality. Kita mencampur keduanya. Mencampur kedua teknologi itu sehingga menjadi seperti 3D, seperti reality virtualnya,” ungkap Angel, Pemandu Tur Musperin 1.