Mohon tunggu...
Yudi Hardi Susilo
Yudi Hardi Susilo Mohon Tunggu... Apoteker - Master of Clinical Pharmacy

Pernah belajar tentang obat dan racun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita dari Sopir Ojek

6 Juli 2017   21:17 Diperbarui: 7 Juli 2017   15:53 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
drugdrivingsolicitors.co.uk

Ngobrol dengan sopir ojek selama perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain ternyata memberikan kesan tersendiri. Banyak cerita yang menarik dari mereka yang terkadang mengejutkan, dari mulai topik yang ringan tentang rute perjalanan, permasalahan rumah tangga, perselingkuhan hingga topik berat yang menyangkut terorisme dan bagaimana mengurus negara. Sebagian dari cerita sopir ojek, akan saya coba tuliskan kembali di sini, tentunya dengan merahasiakan identitas diri dan lokasi kejadian, tanpa mengurangi isi sebenarnya.

Cerita 1: Kepepet atau Panik?
Tampang sopir ini sudah mirip preman betulan, tapi aku yakin hatinya baik. Waktu itu belum ada ojek online. Sebelum berangkat kami sudah sepakat tentang ongkos ojeknya yaitu lima belas ribu rupiah. Begitu naik jok motor, sopir langsung tancap gas dengan kencang. Tak terduga dia mengambil jalan pintas yang tak biasa dengan kecepatan dan cara mengemudi yang ugal-ugalan hingga melawan arus jalan satu arah. 

Beberapa menit sebelum sampai tujuan, aku mulai menanyakan dengan nada santai dan pelan, tentang rute yang tak biasa dan cara mengemudi yang luar biasa itu. Jawaban tak disangka darinya pun membuatku terdiam. Rupanya istrinya sedang di rawat inap di rumah sakit. Terkena demam berdarah dan sudah dari kemarin dia belum istirahat. Rencananya sore ini akan gantian jaga di rumah sakit. Dia juga minta maaf tentang cara mengemudi yang ugal-ugalan tadi. Aku pun menunjukkan rasa prihatinku dan menambah ongkos buat sopir.

Cerita 2: Driver Ojek Perempuan
Kali ini perjalanan lumayan jauh, kebetulan lagi musim ojek online dan anehnya yang terima order perempuan. Aku kaget tapi tidak membatalkan karena konon kalau membatalkan order akan menyebabkan performance-nya turun. Pikirku kalau dia terima order, maka risikonya juga sudah diperkirakan. Dan benar beberapa menit kemudian dia datang dan aku pun memastikan apakah benar tidak masalah untuk mengantar sampai ke tujuan. Dia bilang tidak masalah dan siap mengantar. 

Aku pun naik dan mulailah dia bercerita tentang pengalamannya menjadi driver ojek online perempuan. Di bilang, ada kelebihan dan kekurangannya. Sebagai sopir ojek online, dia seharusnya tidak bisa terus menerus membawa orang yang sama, tetapi ada mahasiswi yang memintanya untuk menjadi sopir tetapnya dengan alasan dia baru bertunangan dan tunangannya tidak suka melihatnya naik ojek yang sopirnya laki-laki. Rupanya tunangannya sangat protektif kata mbak ojek ini. Aku pun cuma bisa menyimak dan tersenyum.

Cerita 3: Masnya Aktivis
Kali ini sopir ojeknya adalah mantan demonstran pada zaman reformasi Mei tahun 1998. Begitu aku tanya sedikit tentang kisah itu dia langsung cerita banyak lokasi-lokasi tempat kerusuhan di masa-masa reformasi. Dia kemudian membandingkan model kepemimpinan yang ada di zaman dulu dengan sekarang. Dari kata-katanya, dia sangat kecewa dengan pemimpin daerah yang ada sekarang. Sangat arogan, katanya.

Perjuangan mahasiswa dulu seolah tidak dihargai oleh pemimpin sekarang. Emosi dan kata-kata yang berapi-api mewarnai rute perjalanan. Aku cuma tersenyum dan menyimak saja hingga sampai ke tujuan dia masih belum selesai bercerita.

Cerita 4
Ini kisah paling mengejutkan selama aku jadi penumpang ojek. Sopir ojek ini ternyata juga berpengalaman jadi sopir mobil taksi juga. Pernah merantau di luar Jawa di sebuah perusahaan multinasional. Entah kenapa kemudian berhenti dan memutuskan untuk menjadi sopir ojek motor dan terkadang mobil online juga. Entah ada angin apa tiba-tiba dia cerita kejadian dua hari lalu yang dia alami. Peristiwa yang juga membuatnya shock. Dia mulai dengan kata-kata, "Percaya tidak mas, dua hari yang lalu saya baru kelahi sama orang." Deg. Kaget. Aku jawab, "Eh kenapa, bagaimana ceritanya?" Lalu panjang lebar dia cerita, suatu malam dia bawa mobil untuk cari penumpang dan terima order dari seorang perempuan yang meminta di antar ke sebuah hotel. Rupanya si penumpang tidak terlalu peduli dengan identitas sopirnya. 

Dan sopirnya pun kaget ketika tahu identitas perempuan ini. Pak Sopir bilang ke aku bahwa Si Perempuan ini ternyata bekerja sebagai pekerja seks komersial(PSK) yang akan melayani tamu di hotel. Yang lebih mengejutkan lagi, Si Perempuan ini adalah istri teman baiknya sekantor dulu. Setelah mengantar perempuan tadi, dengan perasaan berkecamuk, sopir memberitahu temannya bahwa isterinya adalah seorang PSK. Dan, terjadilah kehebohan.

Temannya marah dan langsung mendatangi sopir. Sopirnya pun langsung membawa temannya ke hotel dan betul temannya mendapati istrinya sedang melayani tamu. Aku mendengarkan cerita selama perjalanan seperti dengerin cerita di film-film drama bioskop. Begitu banyak cerita yang harus aku dengan dari mereka.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun