Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Overload Informasi dan Teori Kebingungan Pengambil Keputusan

31 Januari 2015   23:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengambilan keputusan adalah hasil interaksi antara masalah dan penyelesaian yang diharapkan terjadi. dalam sebuah keputusan, maka karakter pengambil keputusan menjadi bagian yang berpengaruh sebagai latar belakang atas pilihan yang diambil.

Pada periode badai prahara politik dilevel nasional saat ini, maka menarik untuk dapat dijadikan suatu pembelajaran mengenai kewibawaan dalam konteks tata cara mengelola masalah serta mengambil keputusan atas berbagai pilihan informasi yang tersedia.

Salah satu efek yang tampak mencuat adalah terdapatnya informasi yang bersifat saling silang yang menjadi dasar masukan bagi pengambil keputusan, dalam bahasa riset, hal ini dikenal sebagai efek kebingungan yang sesungguhnya dapat dengan mudah diuraikan untuk diselesaikan.

Secara alamiah, kita semua secara normal memiliki kemampuan yang terbatas dalam melakukan pengelolaan serta kemampuan mencerna berbagai input informasi yang terus menerus datang. kondisi ini, dikenal sebagai masa overload informasi yang dapat bermuara pada menurunnya kualitas kepercayaan diri pengambil keputusan sehingga sangat mungkin berdampak pada situasi gamang menuju tingkat tekanan psikologis yang semakin meninggi.

Sesuai dengan teorinya, kebingungan dapat didefinisikan sebagai kegagalan, kesalahpahaman serta salah penafsiran dalam melakukan pengembangan secara tepat akan informasi yang telah tersedia. hal ini dapat disebabkan karena berbagai hal terkait, termasuk diantaranya adalah terdapatnya (1) overchoice ataupun (2) informasi yang ambigu dan bersifat menyesatkan.

Pada situasi tersebut kebingungan dapat berakibat fatal karena respon dari situasi penuh ambigu tersebut dapat berujung pada (1) penundaan (2) tidak melakukan apa-apa (3) melakukan prioritas ulang (4) mencari tambahan informasi lanjutan (5) melakukan seleksi dan mempersempit pilihan, tentu dalam kancah nasional sesuai dengan problematika kehidupan bernegara keseluruhan pilihan diatas tidaklah menyelesaikan masalah.

Tegas dan Berani adalah Sikap

Bila mengacu pada teori kebingungan tersebut, semakin jelas bahwa penambahan akumulasi informasi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan resiko kebingungan dalam pengambilan keputusan. dalam situasi kisruh politik nasional seperti saat ini, maka yang diperlukan adalah kemapuan bersikap dari pengambil keputusan tertinggi.

Tegas dan berani adalah bagian dari mentalitas yang bertanggungjawab, karena membiarkan terlalu banyak informasi beredar hanya akan menambah kisruh dan menyebabkan pertambahan kegaduhan. meminta pertimbangan dari berbagai tim yang ada diseputaran kekuasaan bisa dilakukan berkali-kali, namun hasil finalnya harus mutlak dan bersifat mengikat.

Pengambil keputusan harus berani berhadapan dengan resiko, meski tidak berarti berspekulasi dengan resiko namun mampu memastikan dampak resiko seminimal mungkin. hal ini merupakan konsekuensi logis dari akomodasi berbagai kepentingan, perlu diberi garis merah bahwa pengambilan keputusan tidak dapat secara sempurna menghasilkan keputusan yang menyenangkan semua pihak.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan tinjauan atas irisan kepentingan terbesar yang dapat dihasilkan dari pengambilan keputusan bagi kepentingan bersama. disini, fase pengambilan keputusan akhir tidak dapat diwakilkan, karena puncuk kepemimpinan nasional bersifat tunggal dan bukan kolektif kolegial, sehingga terdapat adanya hak prerogatif.

Disini sifat dan sikap kepemimpinan mendapatkan batas ujian yang nyata, apakah kemudian pengambil keputusan menghasilkan sebuah keputusan yang baik dan benar? Karena kita sebagai penerima dampak dari keputusan tersebut tentu tidak berharap terjadi keputusan akhir yang salah dan buruk. Semoga saja kepemimpinan nasional kita kali ini dapat lulus ujian dari fenomena overload informasi dan kebingungan yang terjadi demikian hebat kali ini.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun