Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dinasti Politik, dari Harry ke Gibran

12 Januari 2020   23:51 Diperbarui: 13 Januari 2020   06:00 7026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trah darah biru! Itu ada dalam diri Pangeran Harry sebagai bagian dari keluarga Kerajaan Inggris. Tetapi keputusan berani dan mengejutkan, diambil oleh Harry, yakni mengundurkan diri dari daftar anggota senior kerajaan. 

Pilihan itu jelas tidak mudah. Hidup nyaman ala para bangsawan, dengan segenap hak istimewa, tidak akan mudah lagi diperoleh Harry. Tapi, itu konsekuensi sebuah keputusan.

Keluar dari zona aman dan nyaman, untuk mendapatkan pengalaman hidup sebagai manusia baru, jelas memberikan tantangan tersendiri. Tapi Harry tetaplah istimewa, karena bekalan yang dimilikinya terbilang amat cukup, baik secara materi maupun sosio-psikologi.

Terlebih, meski telah keluar dari pemegang hak sebagai anggota senior The Royal Family, Harry telah memiliki modalitas yang lebih dari sekedar mampu hidup sederhana. Apalagi sang istri, Meghan Markle dikenal sebagai artis dan model.

Memutuskan untuk dapat hidup mandiri, adalah pilihan yang diambil Harry dan Meghan. Terlebih bagi Harry, sang pangeran. Perlu adaptasi, memposisikan diri dari pemegang kuasa, kembali menjadi manusia biasa.

Tentu ada ukuran rasional dari sebuah pilihan. Keluar dari jalur tradisi konservatif secara turun temurun, jelas bukanlah hal yang lumrah. Alasan yang dikemukakan adalah soal kepentingan pengasuhan dan pengembangan lembaga amal mungkin menjadi hal yang dikemukakan, bisa jadi ada persoalan lain.

Hilangnya ruang privat, dan berbagai tekanan, berkombinasi dengan kalkulasi lain dimungkinkan. Termasuk soal masih panjangnya rentang silsilah kerajaan. Ayahnya pun, masih berstatus sebagai pangeran, ya Pangeran Charles. Demikian pula sang kakak, Pangeran William.

Harry mencoba keluar dari bayang-bayang Kerajaan Inggris, sekaligus merupakan antitesis dari normalitas umumnya. Dinasti kerajaan memang dikaitkan atas pertalian darah, meski posisi kerajaan ditempatkan sebagai institusi simbolik, tetapi masih terdapat hak istimewa yang dimiliki.

Skenario ijin keluar -permit to exit sudah dilayangkan Harry ke keluarga kerajaan, apakah masih tersisa ruang untuk mengubah keputusan? Apakah nantinya setelah lelah berada diluar dimungkinkan untuk meminta ijin kembali -permit to entry?

Menapaki Jalur Dinasti
Harry adalah fenomena di Inggris. Di Indonesia, menjelang Pilkada serentak 2020, satu yang menjadi sorotan adalah majunya Gibran -anak sulung Jokowi dan Bobby -anak menantu Jokowi, dalam proses kontestasi politik nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun