Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perguruan Tinggi Asing, antara Kualitas dan Pangsa Pasar?

28 Juli 2019   23:07 Diperbarui: 28 Juli 2019   23:43 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Knowledge is Power! Pengetahuan itu sumber kekuasaan. Dominasi pengetahuan menciptakan kemampuan untuk dapat mempengaruhi. Bahkan lebih jauh, ilmu pengetahuan menjadi sarana hegemoni, penaklukan bawah sadar, bagi kepentingan kekuasaan itu sendiri.

Dengan begitu, sesungguhnya peran perguruan tinggi menjadi strategis untuk melahirkan generasi tercerahkan. Problemnya, di era liberal, sektor pendidikan menjadi sarana dalam kepentingan kapitalistik, tidak lebih dari kalkulasi nominal.

Bila menggunakan perspektif tersebut, maka wacana dosen, rektor bahkan perguruan tinggi asing yang akan masuk ke Indonesia adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Terlebih kita telah terikat dalam perjanjian perdagangan terbuka internasional alias globalisasi, dalam soal lalu lintas sektor barang dan jasa.

Apakah ini sebuah tantangan bagi pendidikan lokal? ataukah kemudian menjadi peluang baru? Benarkah asumsi masuknya institusi pendidikan asing akan meningkatkan mutu dari kualitas pendidikan kita?

Pertanyaan dasarnya, dengan tingkat partisipasi pendidikan tinggi yang masih rendah, apakah perguruan tinggi asing mampu mendorong percepatan peningkatan tersebut? Sulit dibayangkan. 

Kita urai satu per satu pertanyaan tersebut.

Pertama, kehadiran institusi, bahkan sumberdaya tenaga pendidikan asing adalah sebuah tantangan, karena akan bersaing dengan organisasi pendidikan lokal yang telah ada. Jumlahnya ribuan, sekurangnya 4.000-an, dari mulai negeri dan swasta, berbagai level, size konglomerasi hingga kampus gurem.

Kedua, mungkinkah peluang? Tentu saja, terutama bagi jenis institusi yang memiliki kemampuan guna berkolaborasi, baik soal sarana prasarana hingga modal kerja. Skemanya merentang dari mulai mengambil lisensi hingga kerjasama para pihak berbentuk joint investment. Butuh banyak kesiapan pendukung, tapi menjadi sesuai bagi kampus besar dan konglomerasi.

Ketiga, benarkah mendorong peningkatan kualitas? Sangat bergantung pada sejauh mana proses yang dilakukan. Kualitas diukur melalui output hasil, yang dikelola melalui proses pendidikan secara sistematis. Sejatinya tidak ada jaminan untuk hal tersebut.

Keempat, apakah meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi? Dengan segala kelebihan yang dimiliki perguruan tinggi asing, sulit dipahami bila dikembangkan melalui skema subsidi, apalagi berbicara tentang kualitas internasional yang sudah pasti membutuhkan investasi tidak sedikit. Sehingga pendidikan tinggi yang ditawarkan nantinya, bisa jadi sangat spesifik, dengan target ceruk pasar.

Meramaikan Kompetisi
Tantangan internal para penyelenggara perguruan tinggi, khususnya swasta, adalah tentang minimnya kapasitas institusi dalam pengembangan kualitas pendidikan. Pemenuhan sarana dan prasarana, jelas membutuhkan komitmen pembiayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun