Tentu  harapan publik akan berbagai pernyataan politisi dihari nan fitri ini  tidak sekedar lip service belaka, melainkan bentuk kesadaran mendalam untuk kembali kepada orientasi bagi kesejahteraan umum dibanding  mewakili kepentingan pribadi.
Aktifitas  open house disaat berlebaran sejatinya dilakukan setiap saat dalam  arti; pertama kemudahan aksesibilitas publik; kedua penyerapan aspirasi  publik secara berkelanjutan.
Sikap  kesatria untuk meminta maaf adalah bentuk kewibawaan politik yang  bermartabat, untuk mengakui kesalahan dalam kesadaran diri. Sebuah sikap  yang tidak tampak bila melihat alotnya persidangan kasus korupsi.
Berbagi  sembako/ bingkisan kepada masyarakat dihari berbahagia, harusnya  diterjemahkan sebagai bentuk pengutamaan kepentingan publik dibanding  individu. Bukan sekedar money politics.
Syahwat  politik, tidak lepas dari modal material pendukung berupa kekuatan  finansial dalam mencapai tujuan kekuasaan. Dan dihari kemenangan ini,  kita harus dapat membawa perubahan dalam kemampuan mengendalikan hawa  nafsu, serta tidak memperturutkan kehendak duniawi individual. Aamiin.