Mohon tunggu...
Yudhi Dharma Nauly
Yudhi Dharma Nauly Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar nasi gurih pake telor bulet dan teri kacang

Memandang dari perspektif toko sebelah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jadi Perokok yang Bertanggung Jawab, Yuk

2 September 2020   12:29 Diperbarui: 15 April 2021   16:04 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Renaldi Simarmata

Tahu gak? Dulu ngerokok tuh cuma dilakuin sama orang golongan atas aja. Nah, mulainya tuh waktu Columbus bawa tembakau dari Dunia Baru (Amerika) ke Eropa. Terus jadi trending deh di kalangan golongan terpandang disana.

Waktu itu, orang yang bisa ngebul cuma bangsawan, perwira tinggi, cendikiawan terkenal, sama para saudagar kaya. Mulai deh muncul anggapan yang bikin orang-orang pengen rokok’an supaya keliatan keren. Dan sebentar aja rokok’an ini jadi gandrung di seluruh tatar Eropa. Waktu demand tembakau melonjak, tembakau pun mulai dibudidayain secara komersial oleh para kolonial di daerah-daerah jajahan. Gandrungnya rokok’an pun nular ke aristokrat-aristokrat tanah jajahan. Jadi, berkat penjelajah-penjelajah Eropa, ngerokok yang tadinya kebiasaan bangsa Indian Amerika sambil ngumpul di sekeliling api unggun, jadi budaya penting tatanan kehidupan elit di dunia waktu itu.

Nah, kalo sekarang ini justru perokok dipandang rendah sama masyarakat. Kita yang ngerokok dianggep orang bandel yang gak taat aturan, kenapa? Ya kan udah diingetin sama banyak dokter kalo rokok itu gak bagus dan bahaya buat kesehatan. Tapi tetep aja ngerokoknya lanjooot teroos. Kita dianggep gak peka sama lingkungan sekitar, kita gak peduli kalo asap rokok kita ganggu orang lain. Bahkan berefek buruk buat kesehatan mereka, karena secara gak langsung kita jadiin mereka perokok pasif. Terus, juga abu dan puntung rokok kita dianggap merusak keindahan lingkungan. Kita juga dianggep warga negara yang gak baik soalnya kita ngerokok tapi gak bayar cukai alias beli rokok ilegal yang harganya lebih murah. Pokoknya mah kalo ngomongin perokok pasti jauh dari citra orang yang bertanggung jawab.

Sebenernya sih bisa aja kita ubah perspektif orang banyak itu. Caranya ya kita tinggal jadi perokok yang bertanggung jawab. Walaupun pandangan orang gak akan berubah positif secara langsung, tapi seenggaknya masyarakat mau bersikap lebih netral ke kita. Kita juga gak dimusuhin, atau juga direndahin. Bayangin deh, kalo kita bisa hidup berdampingan sama mereka yang non-perokok dan saling menghormati, pasti indah banget ya bro.

Terus sikap tanggung jawab yang kayak gimana sih yang harus kita tunjukin ke masyarakat?  Pertama, kita musti bisa bertanggung jawab sama kesehatan kita sendiri. Kedua, kita kudu nunjukin kepedulian kita sama kesehatan orang lain dan kebersihan lingkungan sekitar kita. Yang terakhir, kita wajib tanggung jawab sama negara dengan cara bayar pungutan negara yang dikenain ke konsumsi rokok.

Kewajiban kita nomor wahid adalah tanggung jawab kita sama kesehatan kita sendiri, faktanya rokok emang timbulin efek negatif ke badan kita. Udah jadi pengetahuan umum kalo rokok bahaya buat kesehatan pembuluh darah, jantung dan paru-paru. Rokok dianggep faktor risiko utama dari serangan jantung, stroke, penyakit paru-paru obstruktif kronis, dan kanker. Dilansir sama WHO di laporan tentang epidemi global tembakau tahun 2008, lebih dari lima juta orang meninggal gegara tembakau di tahun itu. Jumlahnya lebih banyak daripada jumlah kematian total gegara tuberculosis, HIV/AIDS,  dan malaria.

Kata WHO kira-kira bakal lebih dari delapan juta orang meninggal tiap tahun sampe tahun 2030 gegara tembakau. Jadinya di abad ke-21 ini, tembakau bakalan jadi sebab lebih dari satu milyar kematian. Kalo kita liat keadaan di sekitar kita, data tersebut pasti gak kelihatan fantastis. Tapi kita pastinya nyadar betul, biar kata hanya sedikit dan sering dicuekin, ngerokok emang ngeganggu kesehatan kita.

Kalo kita akuin bahaya rokok buat kesehatan kita, kita secara gak langsung udah mulai langkah menuju hidup yang tanggung jawab.  Jangan lupa, kita perlu tau dan perhatiin batas toleransi tubuh kita dalam konsumsi rokok. Kalo kita mulai merasa gak nyaman atau bahkan sakit setelah mengonsumsi sebungkus rokok sehari, berarti itu adalah batas toleransi badan kita dan jangan maksa buat ngerokok lebih dari itu. Berjuang ngelawan diri sendiri emang usaha yang berat dan disini tuh banyak orang yang gagal. Kita juga perlu ningkatin daya tahan tubuh kita, misalnya olahraga yang giat.

Kegiatan ini juga pasti berat buat kita-kita yang lebih doyan ngisi waktu luang dengan nyantai sambil ngerokok daripada capek-capek cari keringet. Selain olahraga, kita-kita juga bisa coba minum susu atawa jamu lho supaya daya tahan tubuh kita semakin ningkat. Emang gak bisa dibantah kalo usaha ningkatin daya tubuh kita mesti lebih ekstra daripada orang-orang yang gak ngerokok.

Abis tanggung jawab sama diri sendiri, kita juga musti punya tanggung jawab ke lingkungan sekitar kita. Gimana caranya bro? Caranya, kita kudu nunjukin kepedulian kita ke kesehatan orang-orang dan kebersihan lingkungan sekitar kita. Tanggung jawab ini nih juga gak kalah sulitnya nih sama tanggung jawab sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun