Jurnalisme Multimedia sangatlah luas. Kita tidak bisa hanya memandangnya sebagai bentuk jurnalisme dengan menggabungkan dua media atau lebih.
Istilah jurnalisme multimedia makin lama makin sering kita dengar. Kita menjadi familiar dan terbiasa mendengar istilah tersebut diutarakan oleh orang-orang di sekitar kita.
Namun apakah istilah jurnalisme multimedia ini terus kita gunakan? Mengingat bahwa pengertian pastinya saja kita tidak mengetahui. Beberapa Jurnalis lalu mengungkapkan bahwa tidak usah menggunakan istilah ini lagi, salah satunya adalah Eric Maierson.
Maierson secara terang-terangan tidak menyukai penggunaan istilah jurnalisme multimedia. Hal yang serupa juga diutarakan oleh Robyn Tomlin, dirinya juga secara terbuka menyebutkan bahwa dirinya tidak akan lagi menggunakan kata jurnalisme multimedia.
Menurut mereka kita lebih baik menggunakan istilah lain seperti media interaktif untuk menunjukan perkembangan interaktifitas media jurnalisme daripada harus menggunakan istilah Jurnalisme Multimedia.
Berdasarkan pendapat dari Maiersin dan Tomlin, Mindy McAdams kemudian menyusun beberapa hal yang bisa kita lihat dari istilah multimedia dan dapat kita ambil beberapa pelajaran dari dalamnya yakni:
Komplemen dan jangan ulangi hal yang sama
Multimedia Storytelling mengharuskan berbagai jenis format media untuk saling berhubungan. Karena saling berhubungan maka setiap komponen media harus dibuat untuk bisa menyampaikan cerita dan melengkapi potongan cerita yang disajikan oleh bentuk media yang lain.
Jika sebuah informasi sudah diceritakan dalam bentuk tulisan maka sebaiknya cerita pelengkapnya dikemas dalam bentuk video agar lebih menarik. Cerita yang ada di dalam bentuk video juga sebaiknya tidak hanya mengulang cerita tulisan melainkan menambahkan unsur baru di dalamnya yang melengkapi pesan.