Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Bird Box" (2018), Membuat Frustasi Sekaligus Empati

20 Oktober 2020   12:39 Diperbarui: 20 Oktober 2020   12:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Bird Box" Sumber Gambar: www.nytimes.com

Film ini menggabungkan story telling mengenai apa yang terjadi di masa lalu dan apa yang terjadi sekarang. Malorie dalam perjalanannya bertemu dengan beberapa teman dan rekan yang sayangnya tidak bisa dia selamatkan. 

Kita bisa lihat ada beberapa kali Malorie mengalami konflik dengan batin internalnya sendiri, diawali dengan terkadang dia berbicara dengan burung-burung hingga saat perjalanan dia mengingat kejadian 5 tahun sebelumnya saat wabah ini pertama kali terjadi.

Terkadang saat sedang depresi Malorie melihat kekandang burung untuk menenangkan diri. Sumber Gambar: www.vanityfair.com
Terkadang saat sedang depresi Malorie melihat kekandang burung untuk menenangkan diri. Sumber Gambar: www.vanityfair.com

Keadaan mental Malorie yang lelah seperti menjadi penggambaran penonton dalam menonton film ini, kita juga dibuat lelah oleh betapa frustatingnya film ini. Keadaan ini juga dipengaruhi dengan orang-orang dan situasi yang dihadapi oleh Malorie selama film, ada yang kurang ajar, ada perempuan cengeng, ada perampok yang kejam dan berbagai macam sifat dan personalitas lainnya yang berbeda.

Terkadang interaksi ini menimbulkan insight baru dari dalam diri Malorie, seperti akhirnya dia tahu apa yang membuat si kurang ajar menjadi kurang ajar walau sebenarnya care dengan orang-orang sekitarnya dan bagaimana saat dia berinteraksi dengan Tom dan membentuk ikatan yang kuat dengannya yang pada akhirnya harus berakhir dengan tidak bahagia.

Secara keseluruhan konflik yang dialami oleh Malorie baik dari luar maupun dalam berhubungan satu sama lain, apa yang terjadi interaksi dirinya dengan orang lain mempengaruhi dirinya didalam. Kontak Psikologis yang dia rasakan dan terima mempengaruhi psikoanalisis karakter dalamnya.

Beberapa Karakter yang ditemui oleh Malorie. Sumber Gambar: www.imdb.com
Beberapa Karakter yang ditemui oleh Malorie. Sumber Gambar: www.imdb.com

Perasaan lelah, tidak ingin kehilangan, takut, menyesal, marah dan putus asa itu kemuddian membentuk karakternya sedemikian rupa. Dengan kejadian-kejadian yang dia tidak bisa dia hapus dari ingatannya itu membuat dia menjaga dua anaknya dengan segenap hati dan tenaga sampai mereka menemukan tempat baru untuk hidup bersama orang-orang lainnya.

Ingatan yang tidak bisa dia lupakan setiap kali melihat burung dalam kotak itu membuat kita sebagai penonton memahami karakternya yang begitu menghargai setiap pertemuan yang dia lakukan dengan orang lain dan betapa sedihnya dia saat tahu orang-orang itu satu persatu hilang. Oleh karena itu dalam melihat pribadinya yang sekarang dengan melihat interaksinya dengan anak-anaknya adalah sesuatu yang logis dan masuk akal, dia sudah banyak kehilangan dia tidak ingin kehilangan lagi.

Akhir kata 

Film ini mungkin memiliki beberapa kekurangan, dalam segi cerita kita sebagai penonton tidak diberikan penjelasan tentang asal dari wabah yang terjadi dan apa yang di inginkan dari pencipta wabah tersebut. Mungkin ini sengaja dilakukan dengan intensi adanya sekuel dari film ini namun alangkah lebih baik kalau hal ini di jelaskan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun