Mohon tunggu...
yudha satya
yudha satya Mohon Tunggu... Lainnya -

Selalu Belajar Sampai Akhir Hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Faktor Utama yang Mempengaruhi Pendidikan Mental Remaja

14 Juli 2016   03:25 Diperbarui: 14 Juli 2016   03:46 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://youngparentsnetwork.org/wp-content/uploads/2012/10/youth-development-programming.jpg

Mengutip kalimat men sana in corpore sano yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dapat diperoleh dua faktor utama yang menjadi dasar kesehatan manusia yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani, tanpa salah satu yang sehat akan menjadi sebuah masalah bagi diri pribadi ataupun lingkungan, terlebih jika mental tidak sehat, maka si penderita tidak akan sadar bahwa sebenarnya dia itu sakit sehingga dapat menimbulkan sebuah masalah bagi stabilitas lingkungan sosial.

Berbicara masalah kesehatan mental, terutama pada kalangan remaja saat ini, yakni sebuah generasi yang lahir antara tahun 98 - 2000 an yang saya pikir memiliki masalah masalah dasar terutama pada kesehatan mental remaja yang dapat berakibat fatal dan seharusnya dapat ditanggulangi sejak dini sebelum remaja, saya akan mencoba untuk menelurusi faktor faktor apa saja yang kira-kira dapat menjadi sebuah pengaruh besar terhadap perkembangan mental remaja saat ini yang dilihat dari beberapa aspek termasuk aspek lingkungan rumah tangga dan lingkungan pergaulan sosial.

Tekanan akademik

Wajib belajar 9 tahun / 12 tahun merupakan sebuah tuntutan utama atau dapat dikatakan sebuah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi bagi putra putri generasi penerus bangsa ini tanpa terkecuali, karena dengan pendidikan yang memadai akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan menjadi aset aset masa depan suatu bangsa. 

Namun ditengah kewajiban untuk mengenyam pendidikan formal secara wajib, terdapat suatu kendala dasar yakni semakin meningkatnya kompetensi siswa dari tahun ke tahun karena dengan meningkatkan kompetensi siswa pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas sdm yang ada. Tapi bagi saya dengan meningkatkan standar kelulusan sampai batas maksimal akan membuat masalah baru bagi siswa itu sendiri.

Tekanan seperti ini tidak hanya berlaku untuk siswa sma - smp, bahkan siswa sd maupun tk dituntut untuk belajar lebih, setahu saya untuk masuk sd / tk tertentu siswa diharuskan dapat membaca dan menulis yang saya pikir sangat konyol sehingga para anak anak ini akan kehilangan masa bermain mereka, dan ini merupakan langkah awal menuju tekanan tekanan yang lebih besar di jenjang smp dan sma.

Saya teringat pada masa saya sekolah sekitar 10 tahun yang lalu standar kelulusan untuk sma hanya pada poin 4,25 dan juga untuk soal ujian nasional hanya terbagi atas 2 paket soal, tidak seperti sekarang yang semakin banyak sehingga saya sendiri tidak bisa membayangkan betapa sulitnya untuk lulus di tahun tahun ini. Pemerintah sendiri berusaha meningkatkan standar kelulusan dari tahun ke tahun yang semakin lama semakin memberatkan para siswa, saya pikir menaikkan standar kompetensi pada tingkat tertentu dapat meningkatkan kualitas lulusan, tapi tentunya harus diimbangi dengan berbagai faktor penunjang seperti fasilitas fasilitas pendukung yang disediakan oleh sekolah, sampai dengan pergaulan di sekolah.

Selain faktor standar kelulusan, biaya yang tinggi membuat pendidikan sulit untuk dijangkau dan terkesan pendidikan hanya unutk kalangan elit, memang pemerintah membantu biaya sekolah dengan memberikan beasiswa dan dana dana tertentu untuk siswa kurang mampu. Namun hal itu tidaklah cukup, karena selain dari sekolah siswa juga butuh penunjang lain seperti les ataupun membentuk sebuah kelompok belajar yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan akademik yang ada di sekolah.

Lingkungan pergaulan

Dengan adanya tekanan sedemikian rupa para siswa / remaja diharuskan menjaga lingkungan pergaulan dari hal hal negatif yang tidak menunjang kegiatan belajar, memang dengan tekanan yang tinggi para remaja mencoba untuk mencurahkan segala beban psikologis yang didapat dari sekolah kepada lingkungan pergaulan yang mereka miliki, namun pada jaman sekarang, sangat sulit untuk memilih lingkungan pergaulan yang positif, karena kebanyakan anak anak remaja berkumpul untuk menyalurkan hobi mereka, sehingga jika sampai salah dalam pergaulan, dampaknya akan dibawa kemana mana termasuk sampai ke sekolah dan keluarga. Karena dengan pergaulan yang salah, akan menimbulkan masalah psikologis bagi anak seperti anak yang mudah marah, merasa inferior jika tidak berada di lingkungannya dan berbagai hal lainnya. Untuk itu para orang tua harus sangat hati hati untuk menjaga para putrinya dari pergaulan negatif

Masalah Dalam Rumah Tangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun