Mohon tunggu...
Rizwari Yudha Bathila
Rizwari Yudha Bathila Mohon Tunggu... Staff Media Sosial

Saya sangat suka menulis dan membuat sebuah berita berkaitan dengan Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Pertanian Indonesia: Strategi Prabowo Membangun 80.000 Koperasi Desa dan Cold Stroge untuk Kesejahteraan Petani

11 April 2025   11:10 Diperbarui: 11 April 2025   11:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI, Prabowo Subianto hadiri kegiatan Panen Raya Nasional di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, Senin, (07/04/25). Foto: Pribadi

Dalam upaya mendorong kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional, Presiden RI, Prabowo Subianto, mengumumkan rencana ambisius pemerintah untuk membuka 80.000 koperasi di setiap desa. Selain itu, Prabowo juga mengungkapkan rencana pembangunan gudang dan kamar pendingin (cold storage) yang bertujuan untuk menyimpan hasil panen petani agar lebih tahan lama dan terdistribusi dengan lebih baik.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat memimpin panen raya serentak di 14 provinsi yang terpusat di Majalengka, Jawa Barat, Senin, (07/04/25). Kebijakan ini menunjukkan pendekatan yang lebih strategis dalam mengelola sektor pertanian, dengan memberikan petani akses langsung ke fasilitas penyimpanan, distribusi, dan pembiayaan yang lebih baik.

Salah satu langkah utama dalam inisiatif ini adalah pembentukan koperasi di setiap desa yang nantinya akan masuk dalam jaringan koperasi nasional. Dengan adanya koperasi yang kuat dan didukung oleh akses kredit, para petani tidak lagi bergantung pada tengkulak atau perantara yang selama ini sering mengambil keuntungan besar dari hasil panen mereka.

Lebih dari itu, koperasi desa akan difasilitasi dengan dua unit truk di setiap desa agar petani bisa mengirim hasil panennya langsung ke pasar tanpa harus melewati rantai distribusi yang panjang dan merugikan. Dengan begitu, harga jual hasil panen petani bisa lebih tinggi, sementara harga pangan di pasaran bisa lebih stabil bagi masyarakat luas.

Prabowo juga menekankan bahwa pupuk harus bisa diakses dengan lebih cepat oleh kelompok tani tanpa perlu melalui terlalu banyak perantara. Ini menunjukkan keberpihakan pemerintah dalam memangkas rantai distribusi yang berpotensi merugikan petani dan konsumen.

Salah satu komitmen utama Prabowo dalam sektor pertanian adalah menurunkan harga pangan bagi rakyat tanpa merugikan petani. Dengan sistem koperasi yang kuat, penyimpanan hasil panen yang lebih baik, serta distribusi yang lebih efisien, harga pangan bisa lebih terkontrol dan stabil.

Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa kebahagiaan petani adalah kebahagiaan pemerintah. Pernyataan ini mencerminkan filosofi kepemimpinannya yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang berada di sektor pertanian.

Prabowo juga mengingatkan bahwa komitmennya terhadap petani sudah dimulai sejak lama, ketika ia menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Visinya adalah agar petani Indonesia bisa hidup lebih makmur, memiliki rumah yang layak, akses pendidikan yang baik untuk anak-anak mereka, serta fasilitas kesehatan yang memadai di setiap desa.

Menurut saya, kebijakan yang diusulkan oleh Prabowo ini merupakan langkah besar dalam membangun ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan berpihak kepada petani. Dengan adanya koperasi desa, akses kredit yang lebih mudah, serta sistem distribusi yang lebih efisien, petani akan memiliki kendali lebih besar atas hasil panen mereka, dan pada akhirnya, kesejahteraan mereka bisa meningkat secara signifikan.

Namun, tantangan terbesar dari kebijakan ini adalah implementasi dan pengawasan di lapangan. Pemerintah perlu memastikan bahwa koperasi yang didirikan benar-benar berjalan dengan transparan dan tidak dikuasai oleh kelompok tertentu. Selain itu, distribusi pupuk dan bantuan logistik lainnya harus diawasi secara ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan.

Selain itu, pendidikan dan pendampingan bagi petani dalam mengelola koperasi dan memanfaatkan teknologi pertanian modern juga sangat penting. Tanpa pemahaman yang cukup, ada risiko bahwa koperasi-koperasi ini tidak dapat berjalan secara efektif dan hanya menjadi proyek jangka pendek yang tidak berkelanjutan.

Secara keseluruhan, jika kebijakan ini dijalankan dengan serius dan diawasi dengan baik, maka ini bisa menjadi tonggak sejarah dalam penguatan sektor pertanian Indonesia. Dengan petani yang lebih sejahtera, ketahanan pangan yang lebih kuat, serta harga pangan yang lebih stabil, Indonesia bisa menjadi negara agraris yang benar-benar berdaulat dalam sektor pangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun