Mohon tunggu...
Rizwari Yudha Bathila
Rizwari Yudha Bathila Mohon Tunggu... Staff Media Sosial

Saya sangat suka menulis dan membuat sebuah berita berkaitan dengan Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merenungi Makna Kepemimpinan hingga Momen Hangat Prabowo dan Edrogan

12 Februari 2025   16:22 Diperbarui: 12 Februari 2025   16:22 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi hari yang sejuk, tepatnya Selasa, 11 Februari 2025, pukul 07.15 WIB, suasana di rumah saya terasa begitu tenang dan damai. Hawa dingin yang masih tersisa dari sisa hujan semalam perlahan mengalir melalui celah jendela, menghadirkan perasaan rileks yang menenangkan jiwa. Udara segar pagi itu seakan memberikan hadiah kecil berupa momen hening yang sangat berharga sebelum rutinitas harian dimulai. Langit tampak cerah, meskipun awan-awan tipis masih menggantung di cakrawala, menciptakan gradasi warna biru keperakan yang menenangkan. Pemandangan ini seperti mengisyaratkan awal yang baik, penuh dengan harapan, keberkahan, serta semangat baru untuk menjalani hari.

Setelah menunaikan ibadah shalat Dhuha, saya berdiri di dekat jendela ruang tamu, menikmati pemandangan luar rumah yang begitu damai. Dari balik kaca jendela yang sedikit terbuka, saya melihat burung-burung gereja bertengger di kabel listrik dan ranting pohon di depan rumah. Cericit mereka yang merdu terdengar seperti orkestra alami yang menyambut pagi dengan penuh keceriaan. Beberapa burung tampak saling mengejar satu sama lain, seolah sedang bermain dalam kebebasan pagi yang cerah, sementara yang lainnya hanya diam bertengger, seakan tengah merenungi keindahan dunia dari ketinggian. Saya membiarkan diri tenggelam dalam ketenangan ini, menikmati keindahan sederhana yang jarang saya perhatikan di tengah kesibukan harian.

Namun, waktu terus berjalan, dan saya sadar bahwa saya harus segera bersiap untuk berangkat kerja. Dengan penuh kesadaran akan pentingnya ketepatan waktu, saya mengatur langkah-langkah pagi dengan disiplin. Saya melangkah ke kamar, membuka lemari pakaian, dan mengambil kemeja biru muda yang sudah saya setrika rapi sejak malam sebelumnya. Saya memilih dasi abu-abu dengan motif sederhana yang saya rasa akan cocok dengan pakaian saya hari ini. Setelah mengenakan pakaian kerja dengan rapi, saya memastikan kembali isi tas kerja saya, memeriksa apakah dokumen-dokumen penting, laptop, dan perlengkapan lainnya sudah siap. Rutinitas ini selalu saya lakukan untuk menghindari ketergesaan di tengah hari.

Setelah merasa semua sudah siap, saya mengenakan jaket yang tergantung di belakang pintu, lalu memeriksa ulang kunci rumah sebelum melangkah keluar. Begitu membuka pintu, udara pagi yang segar langsung menyambut wajah saya, memberikan sensasi kesejukan yang menyegarkan pikiran dan tubuh. Jalanan di sekitar rumah masih cukup lengang, hanya terlihat beberapa tetangga yang sudah memulai aktivitas mereka. Ada yang terlihat sedang menyiram tanaman di halaman depan rumahnya, sementara yang lain sibuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Pemandangan ini memberikan perasaan hangat di hati saya, mengingatkan betapa berharganya kehidupan dalam komunitas kecil yang saling mendukung.

Saya berjalan santai menuju halte bus pengumpan Transjakarta yang terletak tidak jauh dari rumah. Sepanjang perjalanan, saya menikmati pemandangan pepohonan di tepi jalan yang daunnya tampak lebih segar setelah tersiram hujan semalam. Angin pagi bertiup perlahan, membawa aroma tanah basah yang khas serta harum dedaunan yang baru tersiram embun. Rasanya seperti berada di tengah-tengah ketenangan yang sempurna, di mana setiap elemen alam bersinergi menciptakan harmoni yang menenangkan jiwa. Saya bersyukur atas momen-momen kecil seperti ini, yang seringkali terlewatkan saat terburu-buru dalam keseharian.

Sesampainya di halte, saya melihat beberapa orang lain yang juga sedang menunggu bus. Suasana di halte terasa cukup tenang, meskipun ada beberapa percakapan ringan di antara para penumpang. Saya menyapa mereka dengan senyuman, sebuah kebiasaan kecil yang saya yakini dapat menciptakan suasana yang lebih ramah dan nyaman. Sekitar 20 menit kemudian, bus yang kami tunggu akhirnya tiba. Suara mesin bus yang mendekat menarik perhatian semua orang di halte. Kami berdiri dalam barisan rapi, menunggu giliran untuk naik dengan tertib.

Begitu pintu bus terbuka, saya melangkah masuk dan segera mengetap kartu Tapcash pada alat pembayaran Tap On Bus (TOB). Suara bip dari mesin menandakan transaksi sukses, dan saya berjalan ke bagian tengah bus untuk mencari tempat duduk yang nyaman. Pandangan saya menyapu sekeliling, hingga akhirnya menemukan kursi kosong di dekat jendela. Saya segera duduk, membuka resleting jaket agar lebih nyaman, dan mengambil gadget pribadi dari saku celana sebelah kanan.

Seperti biasa, perjalanan di dalam bus saya manfaatkan untuk membaca berita atau mencari informasi terkini yang menarik perhatian saya. Saya membuka browser di ponsel dan mulai menggulir layar, membaca berbagai headline yang muncul di portal berita online. Beberapa berita menarik perhatian saya, tetapi ada satu judul artikel yang membuat saya langsung berhenti menggulir layar: "Momen Prabowo Sambut Hangat Erdogan di Halim: Assalamualaikum, How Are You?" Judul ini memicu rasa penasaran saya, sehingga saya langsung membacanya dengan saksama.

Artikel tersebut mengisahkan bagaimana Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyambut kedatangan Presiden Turki, Yang Terhormat Recep Tayyip Erdogan, di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pada Selasa, (11/02/2025) malam.

Pesawat kepresidenan Turki tiba di Lanud Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 18:30 WIB. Kedatangan Erdogan disambut dengan upacara kehormatan yang meliputi barisan pasukan jajar kehormatan dan karpet merah. Prabowo, dengan senyum hangat, menyambut Erdogan dengan sapaan ramah, "Assalamualaikum, how are you?" Erdogan menjawab dengan ekspresi yang sama hangatnya, mencerminkan hubungan diplomasi yang erat antara kedua negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun