Mohon tunggu...
dr. Ayu Deni Pramita
dr. Ayu Deni Pramita Mohon Tunggu... Dokter - Suka menulis tentang kesehatan, investasi dan budaya

Seorang dokter sederhana berasal dari Bali yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cara Tepat Pemberian Obat pada Anak

19 Oktober 2020   22:27 Diperbarui: 20 Oktober 2020   14:51 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberi obat kepada anak. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Saya sering menjumpai kelirunya para orang tua dalam hal pemberian dosis obat anak. Baik obat dari resep dokter, bidan maupun beli sendiri di apotek.

Setiap obat memiliki perbedaan bentuk dan mekanisme obat yang dimetabolisme oleh tubuh. Untuk itu perlu adanya edukasi kuat antara pasien dan tenaga medis. Lalu, bagaimana dengan para orang tua yang membeli obat sendiri ke apotek?

Walaupun para orang tua sudah dijelaskan mengenai pemberian obat sirup, namun mereka juga pernah keliru dalam pemberian dosis obat, mungkin karena kelupaan dan kelihatan sepele.

Sebenarnya dosis obat tergantung dari berat badan dan usia pasien. Tidak semua obat cara minumnya sama. Semua sudah di-setting bentuk obatnya agar mudah dimetabolisme oleh tubuh dan bekerja sesuai fungsi obat tersebut. 

Sebab, ini tak kalah pentingnya: salah cara pemberian obat akan memengaruhi efek obat itu sendiri walaupun tidak membahayakan.

1. Penggunaan Sendok Sirup

Ada beberapa obat sirup tanpa adanya sendok takar dalam kotak. Biasanya oara orang tua akan membaca dosis obat pada label obat sirup, dimana tertera aturan dosis satu sendok takar.

Tidak hanya itu, biasanya obat sirup di puskesmas pedesaan menyediakan sirup tanpa sendok takar, sehingga mereka menggunakan takaran sendok teh atau sendok makan dari dapur.

Ilustrasi: indiamart.com
Ilustrasi: indiamart.com

Satu sendok takar ukurannya 5ml tidak sama dengan ukuran satu sendok teh. Satu cup takaran obat ukurannya 15ml dan tidak sama dengan ukuran satu sendok makan.

Untuk dosis obat sendok, maka tuangkan obat tepat pada garis tengah dan biasanya ada angka 2,5ml. dosis obat yang sendok, tuangkan obat pada garis paling bawah dengan angka 1,25ml.

Jadi jangan pernah diabaikan penggunaan sendok takar. Sebaiknya disimpan sendok takar yang lebih karena tidak semua obat sirup ada sendok takar, khususnya obat dari fasilitas kesehatan pedesaan.

2. Jangan Abaikan Label "Kocok Dahulu"

Label "kocok dahulu" pada obat sirup biasanya bentuk obat suspensi artinya bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat halus dan tidak larut. Jika Ketika melihat botol sirup akan tampak gumpalan yang mengendap di dasar botol.

Label "kocok dahulu" tak jarang disalahartikan oleh pasien. Sebelum membuka tutup botol sebaiknya dikocok terlebih dahulu kemudian baru diminum sesuai dosis.

Ada beberapa kasus saya jumpai, karena saking lupanya mengocok obat sebelumnya dan obat sudah terlanjur diminum akhirnya pasien tersebut lompat-lompat. Maksud pasien lompat-lompat karena ia ingin mengocok obatnya di dalam perut. Wah, itu tidak ada gunanya. Jadi, baca aturan minum obat dahulu yaa.

Ilustrasi obat yang mesti dikocok terlebih dulu. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi obat yang mesti dikocok terlebih dulu. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

3. Jangan Pernah Membuka Kapsul Obat

Tidak hanya anak-anak yang kesulitan minum obat kapsul, orang dewasapun ada walau tidak banyak. Caranya dengan membuka kapsul, kemudian serbuknya (obat dalam kapsul) dilarutkan air lalu meminumnya. Cara ini juga tidak benar dan tentunya berpengaruh efek obat yang tidak bekerja.

Kapsul (capsule) adalan sediaan obat padat atau cair di dalam cangkang baik keras maupun lunak. Obat dalam bentuk kapsul tujuannya agar mudah larut di dalam pencernaan dan diabsorbsi oleh usus. Selain itu keuntungan kapsul yaitu mudah ditelan, menutupi bau dan rasa tidak enak.

4. Jangan Asal Gerus Obat

Karena anak kesulitan menelan obat biasanya para orang tua menggerus pil/tablet obat dengan sendok lalu dilarutkan air. Tapi perlu diketahui tidak semua obat bisa digerus. Yang bisa digerus adalah obat kaplet dan tablet kecuali kaplet salut selaput.

Kaplet salut enterik/selaput (sugar coated) dibuat untuk melindungi saluran cerna dari iritasi yang mungkin timbul saat obat bersentuhan dengan dinding saluran cerna. Jika kaplet jenis ini digerus maka lapisan gulanya akan hilang justru rasanya pahit dan akan menyebabkan iritasi pencernaan.

Ilustrasi obat-obat. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi obat-obat. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

5. Jangan Menaruh Sisa Obat di Kulkas

Obat tidak sama dengan sayur dan buah-buahan yang sisanya bisa disimpan di kulkas agar awet. Coba deh baca aturan penyimpanan obat, tertera "simpah di bawah suhu 30 derajat Celcius dan tidak boleh terpapar sinar matahari".

Itu artinya jika disimpan dikulkas, obat berada dibawah suhu 8 derajat Celcius dan akan menyembabkan obat menggumpal.

Penggumpalan obat akan berpengaruh terhadap efektifitas obat tersebut. Jadi sebaiknya disimpan dilemari jauhkan dari panas matahari agar obat tidak rusak. penggunaan sisa obat setelah dibuka boleh diminum lagi sampai 2 minggu hingga 2 bulan tergantung penyimpanannya. Namun, jika obat siru suspense bertahan hingga 1 minggu setelah dibuka.

Jadi jangan salah cara dalam memberi obat pada anak. Baca petunjuk penggunaan obatnya sebelum meminumnya. Alangkah baiknya minumlah obat sesuai resep dokter agar tepat dosis dan sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun