Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan, Politik dan Keterbukaan Informasi Publik

Akademisi dan aktivis keterbukaan informasi publik. Tenaga Ahli Komisi Informasi (KI) Prov Jabar, mantan Komisioner KPU Kab Bandung dan KI Prov Jabar. Alumni IAIN Bandung dan S2 IKom Unpad ini juga seorang mediator bersertifikat, legal drafter dan penulis di media lokal dan nasional. Aktif di ICMI, Muhammadiyah, dan 'Aisyiyah Jabar. Aktifis Persma "Suaka" 1993-1999. Kini sedang menempuh S3 SAA Prodi Media dan Agama di UIN SGD Bandung. Menulis sebagai bentuk advokasi literasi kritis terhadap amnesia sosial, kontrol publik, dan komitmen terhadap transparansi, partisipasi publik, dan demokrasi yang substantif.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Saat Transparansi Desa Diuji di Meja Persidangan KI Jabar

8 Oktober 2025   14:20 Diperbarui: 8 Oktober 2025   14:10 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuni Nurbayani memimpin PA3 sebanyak dua register (Sumber: DokBId SEKOM KI Jabar)

"Sarbat dan Mukhammad Zainuddin bukan sekadar warga yang ingin tahu; ia mewakili semangat masyarakat yang percaya bahwa hak untuk tahu adalah bagian dari hak untuk mengawasi," ujar Nuni Nurbayani Komisioner KI Jabar bidang SEKOM.

Lebih lanjut Nuni mengungkapkan, Di balik tumpukan bukti dan argumentasi, muncul refleksi penting: apakah keterbukaan keuangan desa sudah menjadi budaya, atau masih sekadar kewajiban administratif yang dilakukan dengan enggan?

Sidang hari itu bukan hanya pertemuan antara Pemohon dan Termohon, tetapi juga perjumpaan antara idealisme dan kenyataan. Desa, yang selama ini menjadi simpul kehidupan masyarakat, kini harus belajar menatap cermin transparansi.

Apakah mereka siap membuka lembar demi lembar dokumen yang selama ini tersimpan rapat?
Apakah aparat desa siap menghadapi konsekuensi dari keterbukaan yang sejati?

"Komisi Informasi Jawa Barat kembali memainkan perannya bukan sebagai "hakim" yang menghukum, melainkan sebagai penuntun bagi tumbuhnya budaya keterbukaan. Dari ruang sidang sederhana di Bandung itu, gema keterbukaan menjalar hingga ke pelosok Bekasi dan Garut---menyentuh nurani para pengelola desa yang mungkin lupa bahwa kepercayaan publik dibangun dari keberanian untuk jujur," ujar Ketua KI Jabar, Husni Farhani Mubarok.

Erwin Kustiman selaku Komisioner KI Jabar bidang PSI mengungkapkan:" Rabu itu mungkin hanya satu hari dalam kalender persidangan KI Jabar. Namun bagi publik, hari itu adalah pengingat bahwa transparansi bukanlah kemewahan, melainkan kewajiban moral. Setiap dokumen yang dibuka, setiap argumen yang diuji, adalah langkah kecil menuju Indonesia yang lebih jujur---dimulai dari desa, dari mereka yang paling dekat dengan rakyat".

"Komisi Informasi Jawa Barat kembali membuktikan: keterbukaan bukan sekadar wacana, melainkan denyut yang terus dijaga---agar cahaya kebenaran tidak pernah padam, bahkan di lorong terdalam pemerintahan desa"tegas Dadan Saputra, Wakil Ketua KI Jabar. ***** (Rahma Aulia -- Mahasiswa PKP IWU Bandung | Review: Yudaningsih)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun