Kuala Lumpur, 13 September 2025 -- World Trade Centre Kuala Lumpur menjadi saksi berkumpulnya para pemuda, pemimpin muda, dan tokoh global dalam ajang Youth Empowerment Fair 2025 (YEF 2025) yang berlangsung pada 13--14 September 2025. Forum ini menghadirkan diskusi lintas disiplin tentang masa depan teknologi, demokrasi, kepemimpinan, dan peran pemuda di era digital.
Dari Indonesia, hadir Gugun Gumilar, MA., Ph.D., Founder of Institute of Democracy & Education (IDE) Indonesia, sekaligus Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia. Gugun tampil sebagai pembicara kunci yang menekankan pentingnya keseimbangan antara pengetahuan global dengan nilai moralitas, spiritualitas, dan integritas.
Ditekankan: di era AI, kaum muda tidak hanya membutuhkan pengetahuan global, tetapi juga moralitas, spiritualitas, integritas, dan kesadaran geopolitik. Gugun Gumilar menyampaikan dalam forum tersebut:
"Kecerdasan tanpa moralitas bisa berbahaya. Teknologi harus dipandu oleh spiritualitas, integritas, dan kesadaran global agar kaum muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga penggerak perubahan global," ujarnya.
Dalam paparannya, Gugun menyoroti bagaimana arus Artificial Intelligence (AI), blockchain, ekonomi digital, hingga entrepreneurship telah membuka peluang besar bagi generasi muda, tetapi juga menuntut kesadaran etis dan tanggung jawab sosial. Menurutnya, pemuda tidak cukup hanya menguasai teknologi, tetapi juga harus memiliki kesadaran geopolitik dan wawasan kebangsaan agar mampu memimpin perubahan secara inklusif dan berkelanjutan.
YEF 2025 diikuti ratusan peserta dari berbagai negara, menghadirkan diskusi tematik seputar youth leadership, inovasi digital, ekonomi kreatif, hingga peran pemuda dalam pembangunan berkelanjutan. Acara ini menjadi ruang inspirasi sekaligus kolaborasi regional untuk membentuk ekosistem pemuda yang adaptif, kritis, dan visioner.
Partisipasi Gugun Gumilar membawa warna tersendiri bagi Indonesia, khususnya dalam memperkuat posisi pemuda Indonesia di kancah internasional. Kiprah IDE Indonesia yang bergerak di bidang demokrasi, pendidikan, sosial, seni, dan budaya menjadi bukti nyata kontribusi masyarakat sipil dalam mencetak generasi muda yang berdaya dan berdaya saing.
Di tengah derasnya perkembangan teknologi global, pesan utama yang mengemuka adalah pentingnya memadukan kecerdasan digital dengan kebijaksanaan moral. YEF 2025 bukan sekadar ajang berbagi ide, tetapi juga momentum untuk menyadarkan pemuda ASEAN bahwa kepemimpinan masa depan menuntut keseimbangan antara inovasi dan nilai kemanusiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI