Di tengah derasnya ujian hidup, mengeluh memang terasa manusiawi. Namun, seperti yang disampaikan Dr. Aqua Dwipayana, pakar komunikasi dan motivator nasional, keluhan bukanlah jalan keluar. Justru, dalam sikap ikhlas dan syukur-lah pintu solusi bisa terbuka.
Sebuah momen reflektif terjadi di ketinggian 38.000 kaki, dalam penerbangan Singapore Airlines dari Fukuoka menuju Singapura. Di antara gemuruh mesin pesawat dan bentang awan yang tak bertepi, Dr. Aqua Dwipayana merenung. Dari perenungan itu lahir pesan yang dalam, "Jangan sekali-kali mengeluh atas semua cobaan. Sikap terbaik adalah mensyukurinya, menjalani, dan menikmatinya."
Beberapa hari sebelumnya, Jumat pagi (2/5/2025), cahaya mentari menyibak cakrawala Pantai Ambon. Di sana, Prof. Nurdin Abdullah dan Dr. Aqua mengawali hari dengan olahraga ringan di kawasan Perikanan Indonesia Cabang Ambon. Debur ombak dan desau angin menyapa mereka, seolah menjadi latar kontemplasi yang menenangkan.
Namun, pagi itu bukan hanya tubuh yang digerakkan, melainkan juga hati. Deretan kapal yang bersandar di dermaga menjadi simbol diam tentang ikhtiar yang senantiasa bergerak, menjemput rezeki dari lautan kehidupan.
Dalam sesi Podcast Ruang Miku di TVRI Maluku (14/4/2025), Dr. Aqua kembali mengingatkan pentingnya komunikasi yang tak hanya administrasi, tetapi juga penuh empati dan etika. Menurutnya, komunikasi yang mengedepankan hati adalah fondasi pelayanan publik yang progresif.
Di sela aktivitasnya, Dr. Aqua juga kerap menerima curhat dari banyak orang. Baru-baru ini, dua sahabatnya mengungkapkan beban hidup yang berbeda, namun satu akar—soal materi. Seorang jurnalis tak digaji berbulan-bulan. Yang lain, seorang pensiunan manajer SDM yang mendadak kehilangan pemasukan besar setelah kontraknya diputus.
Dr. Aqua mendengar, memahami, lalu menyemangati. "Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya," tegasnya. Ia menyarankan dialog dari hati ke hati, menjaga komunikasi, dan yang paling penting: tetap bergerak.
Bergerak adalah rezeki. Begitu pesan yang terus digaungkannya. Bergerak dengan semangat, niat ikhlas, dan komitmen menjaga silaturahim adalah bagian dari ibadah. Rezeki memang bisa berbentuk materi, tapi yang jauh lebih berharga adalah kesehatan, amanah, pertemanan, dan ketenangan batin.
"Rezekimu telah tercatat di Lauhul Mahfudz, jauh sebelum kamu lahir," ujarnya dengan nada penuh keyakinan. Maka, jangan diam. Jangan menyerah. Bergeraklah. Berbuat baiklah. Jaga hubungan, tebarkan manfaat, dan teruslah bersyukur.
Dari hujan lebat di Bogor, Dr. Aqua menutup refleksinya dengan satu harapan hangat: "Selamat meraih rezeki dengan terus bergerak.
Salam hormat untuk keluarga."