Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan, Politik dan Keterbukaan Informasi Publik

Akademisi dan aktivis keterbukaan informasi publik. Tenaga Ahli Komisi Informasi (KI) Prov Jabar, mantan Komisioner KPU Kab Bandung dan KI Prov Jabar. Alumni IAIN Bandung dan S2 IKom Unpad ini juga seorang mediator bersertifikat, legal drafter dan penulis di media lokal dan nasional. Aktif di ICMI, Muhammadiyah, dan 'Aisyiyah Jabar. Aktifis Persma "Suaka" 1993-1999. Kini sedang menempuh S3 SAA Prodi Media dan Agama di UIN SGD Bandung. Menulis sebagai bentuk advokasi literasi kritis terhadap amnesia sosial, kontrol publik, dan komitmen terhadap transparansi, partisipasi publik, dan demokrasi yang substantif.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saran Tutut Setyorinie: Mengompos Langkah Kecil Berdampak Besar

5 Maret 2025   07:25 Diperbarui: 9 Maret 2025   10:31 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tutut Setyorinie (Sumber:Kompasiana)

Siapa sangka, mengolah sampah dapur bisa menjadi cara efektif untuk menjaga lingkungan? Namun, bagi pemula, mengompos sering kali menemui berbagai kendala, seperti munculnya belatung atau bau tak sedap. Hal ini juga dialami oleh penulis ketika mencoba membuat kompos sendiri di rumah.

Beruntung, Kak Tutut Setyorinie, seorang pegiat lingkungan yang aktif, salah seorang narsum di Rubrik Ramadhan Bareng Pakar Pakar Kompasiana. Kak Tutut berbagi ilmu tentang pengolahan sampah organik, berbagi beberapa tips penting agar proses mengompos lebih berhasil dan tidak menimbulkan masalah.

1. Potong-Potong Sampah Dapur Sebelum Dikomposkan

Menurut Kak Tutut, salah satu kunci sukses dalam membuat kompos adalah dengan memotong sampah dapur menjadi bagian kecil sebelum dimasukkan ke dalam wadah kompos. Hal ini bertujuan agar sampah lebih cepat terurai dan proses pembusukan berlangsung lebih baik.

2. Perbanyak Material Coklat dibanding Material Hijau

Dalam pembuatan kompos, keseimbangan antara material hijau (sampah dapur seperti sayuran dan buah-buahan) dan material coklat (daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau kertas bekas) sangat penting. Kak Tutut menyarankan agar jumlah material coklat lebih banyak dibandingkan material hijau agar kompos tidak terlalu basah dan berbau.

3. Gunakan EM4 Bioaktivator

Untuk mempercepat proses pembusukan dan mengurangi bau tidak sedap, bioaktivator seperti EM4 bisa ditambahkan. EM4 berfungsi sebagai mikroorganisme pengurai yang membantu proses fermentasi sampah organik menjadi pupuk kompos yang lebih cepat matang.

4. Solusi untuk Kompos yang Dipenuhi Belatung

Jika saat mengompos muncul banyak belatung, itu berarti kandungan material coklat masih kurang. Belatung cenderung muncul di tempat yang lembap dan basah. Oleh karena itu, Kak Tutut menyarankan untuk menambahkan lebih banyak material coklat seperti tanah, daun kering, sekam, atau cocopeat agar keseimbangan kelembapan dalam kompos tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun