Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Give a mom a break and she will conquer the world!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Burung Gereja yang Berkata Tidak, Kisah Tentang Keberanian yang Mind-Blowing

12 Desember 2021   10:20 Diperbarui: 12 Desember 2021   11:14 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesan ke empat dan yang paling krusial adalah konsep tentang keberanian yang out of the box.

Bisa dibayangkan betapa penasaran, kepo dan bersemangatnya ketiga temannya menanti apa yang akan dilakukan oleh teman mereka yang paling pemberani si burung gereja untuk membuktikan level keberaniannya.

Analoginya mungkin seperti menanti aksi pesulap dunia David Copperfield menjawab tantangan dari sekelompok pesulap negeri ini seperti Demian, Deddy Corbuzier dan teman-temannya.

Menegangkan dan diliputi rasa penasaran menanti hal yang spektakuler yang akan dilakukan oleh sang master.

Dan yang terjadi kemudian justru mind blowing banget, si David hanya melambaikan tangan. Begitulah pula yang dilakukan oleh si burung gereja. Si pemberani bin bandel itu dengan sangat mengejutkan berkata tidak.

Disini kita belajar bahwa keberanian bukanlah berarti menjawab semua tantangan dengan gagah berani hanya untuk membuktikan siapa kita, keberanian terkadang atau seringkali pada situasi tertentu adalah berkata tidak.

Pada dunia anak dan remaja, anak-anak yang masih labil seringkali terlibat dalam hal yang kurang baik karena salah kaprah mengartikan keberanian.


Ditantang berkelahi langsung diladeni, hanya untuk membuktikan kalau pemberani. 

Diajak mbolos langsung ikutan tanpa pikir panjang, hanya supaya dicap bukan penakut. 

Belum lagi ajakan-ajakan lain dari yang manis-persuasif hingga provokatif-intimidatif, dilahap serta merta hanya supaya dicap pemberani. 

Masak sih gitu saja gak berani ? 

Kamu penakut khan ? Buktikan donk kalau memang kamu bukan penakut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun