Saya teringat pertemuan dengan seorang Ibu dan putrinya S usia 6 tahun. Belum satu jam pertemuan, S menyambut uluran tangan saya lalu menggenggam erat jemari sambil melangkah menuju rumpun bunga yg tengah bermekaran di taman. Dengan gembira ia memetik beberapa tangkai.
“ Sudah cukup?” Tanya saya sambil berjongkok di sampingnya..
S mengangguk sambil terenyum malu-malu. Saya mengambil beberapa tangkai bunga lainnya dengan warna berbeda lalu diberikan kepada S.
“ Cantik-cantik ya bunganya, ada berapa macam warnanya?
S mengangkat tangan kanannya lalu seolah menulis di udara, “ Merah, kuning, biru, putihhh…!” Ujarnya dengan mata bening mengerjap-kerjap gembira memandang ke arah saya.
“Dugggg!” jantung saya serasa dipukul godam, tiba-tiba teringat pada musibah yang sudah dialami bocah S.
S berusia 4 th ketika suatu hari ia menangis kencang saat dimandikan oleh ibunya. Ia mengeluh kesakitan saat buang air kecil. Bak disambar petir ibu S mendengar celotehan putrinya bahwa kesakitan yang dideritanya karena sering dipangku oleh ayah temannya yang merupakan tetangga dekat.
Ibu S cepat membawa putrinya ke dokter lalu melaporkan tetangganya yang disebut oleh S. Tidak mudah untuk memproses hukum, sangat melelahkan menguras waktu, tenaga juga biaya.
“ Ibu… beban pikiran saya sekarang bertambah..oknum itu setelah divonis dan masuk penjara, kini balik menuntut..padahal saya lelah luar biasa menghadapi semua ini…” Tatapan Ibu S menerawang jauh dengan bibir bergetar menyudahi ucapannya.
Saya mengagumi Ibu S, dari cerita yang dituturkannya terlihat kegigihan luar biasa untuk memproses hukum oknum yang melecehkan putrinya. Beliau menguraikan kronologi peristiwa serta sangsi pasal yg dikenakan. Yang membuat saya lebih terharu setelah mengetahui profesi Beliau yaitu sebagai asisten rumah tangga.
Hampir setiap hari media memberitakan kasus pelecehan sex terhadap anak yg dilakukan oleh oknum yang seharusnya melindunginya seperti guru, pemuka agama, tetangga dekat dan bahkan keluarga dekat. Mereka semua orang-orang yg luput dari kecurigaan orangtua korban.