Mohon tunggu...
Ainul YaqinRahmat
Ainul YaqinRahmat Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia suka menulis

Menulis mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kilas Pendapat: Mata Kuliah Kewarganegaraan dan Pentingnya Penerapan dalam Kehidupan

5 Mei 2020   05:36 Diperbarui: 5 Mei 2020   05:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
merahputih2019.blogspot.com

Penulisan kali ini tidak bersifat kaku untuk dibuat, melainkan hasil pendapat saja tentang bagaimana pembelajaran mata kuliah kewarganegaraan satu semester ini pada semester kedua. Jujur penulis sampaikan bahwa selama masa karantina ini, penulis menyadari bahwa ada banyak hal yang miss atau hal yang bisa dilakukan saat hari-hari normal dibandingkan saat masa karantina ini. Terlebih lagi apabila disuruh me-review kembali bagaimana proses perkuliahan mata kuliah kewarganegaraan. Mata kuliah yang satu itu diampuh langsung oleh bapak Edi Purwanto, M.Si. beliau yang memiliki pembawaan santai ketika bertemu.

Memiliki cara berkomuniskasi yang selalu menyesuaikan siapa lawan bicara yang beliau hadapi saat berbicara. Sosok beliau tidak terlepas dari wataknya yang humoris namun selalu memiliki ide-ide yang tidak terpikirkan oleh sesiapapun saat melangsungkan proses sarana belajar dan mengajar. Semester dua ini beliau memberikan solusi sekaligus ide kepada mahasiswanya untuk melakukan riset wacana tersendiri mengenai materi mata kuliah kewarganegaraan. Jadi mahasiswa bebas memilih satu materi terkait mata kuliah tersebut untuk nantinya setiap pertemuan akan dibahas bersama.

Sangat diluar dari ekspektasi mahasiswa, sesuatu yang biasanya terpikirkan oleh mahasiswa bisa sejalan dengan apa yang diinginkan oleh dosen. Lain dari yang lain, mahasiswa pun terterik atas usulan tersebut. Menjadi wadah bagi para mahasiswa menyampaikan tentang berbagai sudut pandang mereka tentang masalah yang terjadi di Indonesia saat ini.

Ide tersebut muncul karena pikir beliau perkuliahan semester dua ini tidak jauh beda dengan silabus yang ada pada semester pertama. Maka ide brilliant tersebut pun terlontarkan dan mendapat respon baik bagi para mahasiswa. Beliau juga tidak terlalu tegang dalam setiap kali pertemuan, biasanya beliau selalu menawarkan ide untuk berehat dari aktivitas yang membosankan dikelas dan mengajak para mahasiswanya berdiskusi diluar dan mencari tempat yang sekaligus pengisi perut pada pagi hari. Tentu karena jam mata kuliah beliau berlangsung pada pagi hari. Hal ini selalu berulang ulang setiap kali mahasiswa juga merasakan kejenuhan saat belajar dalam kelas.

Melihat kondisi tersebut penulis tidak dapat mengambil kesimpulan apakah hal tersebut baik dilakukan atau tidak. Tergantung dari bagaimana sudut pandang pembaca menerima hal tersebut ataupun tidak.
Dari yang penulis liat bagaimana cara beliau mengajar, penulis menarik kesimpulan bahwa Pak Edi selalu berupaya mendidik para mahasiswanya untuk berpendapat dan menyampaikan  pendapat di forum maupun di sosial media. Berbagi informasi dari menyampaikan pendapat memang sangatlah membantu.

Mengenai apakah mata kuliah kewarganegaraan penting atau tidak jawabannya tentulah penting. Pelajaran apapun bentuknya yang memiliki manfaat untuk kehidupan apalagi berbangsa dan bertanah air sangat amat dibutuhkan saat ini. Membangun jiwa nasionalisme dan mempuknya selalu agar sulit luntur untuk kemudian hari adalah hal yang diperlukan dan diharapkan bagi Negara Indonesia pada anak muda penerus bangsa.

Melalui kelas mata kuliah kewarganegaraan membuat kita berpikir dan belajar tentang situasi negara kita saat ini dan progres perkembangannya. Sehingga kelak saat mencapai titik tertentu generasi muda-lah yang nantinya meng-handle negara ini kedepannya seperti apa, apakah masih dalam status negara berkembang atau sudah mendapat label negara maju.

Namun untuk itu semua memiliki proses dan cara agar bisa sampai ke tahap itu. Penulis berkata melalui mata kuliah atau pembelajaran kewarganegaraan yang selalu terulang selama bertahun-tahun di sekolah dasar hingga keperguruan tinggi diharapkan pelajar mampu meresapi dan mengmalkan apa-apa saja yang nantinya berguna bagi negara. Walau upaya tersebut sangatlah kecil.

Pada pandemi saat ini, memantau atau mengikuti perkembangan status Negara, merupakan segelintir dari pembelajaran tentang kewarganegaraan. Dengan mengikuti prosedur pemerintah dan tidak berupaya melanggar apa yang telah menjadi peraturan pemerintah, maka secara tidak langsung kita telah berkontribusi besar terhadap permasalahan sekarang. Perlu adanya kesadaran bagi masyarakat. Khususnya masyarakat yang berpendidikan dan telah mengenyam pendidikan kewarganegaraan selama belasan tahun lamanya.

Kembali ke topik awal, pembelajaran yang berlangsung belasan tahun lamanya yang sekiranya selalu berulang-ulang akan membuat si pelajar akan jenuh, ubtuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang baru guna memberikan kesan yang tidak monoton pada pelajar. Oleh karena itulah penulis mendapatkan hal yang baru dari cara mengajar Bapak Edi Purwanto, M.Si selaku dosen mata kuliah kewarganegaraan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun