Mohon tunggu...
Yoyon Supriyono
Yoyon Supriyono Mohon Tunggu... Guru - Kuli kapur

Tinggalkan jejak dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Rambut Pirang (PenTigRaf)

29 Juni 2020   07:13 Diperbarui: 29 Juni 2020   08:23 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tubuhmu masih berkeringat kala itu. Engkau yang baru keluar dari bejana sauna, nampak begitu menggoda. Garis-garis kecil pelapis tubuhmu nampak jelas pada gaun kuning kecoklatan. Menggoda hasrat tuk menerawang jauh ke dalamnya. Membayangkan kelojatmu ketika hentakan-hentakan melahapmu.

Engkau sudah terbaring pasrah bersama yang lainnya. Menanti siapa saja tuan-tuan penikmatmu. Entah berapakah harga yang dibandrol untuk sekedar pelepas lapar dahaga yang kau berikan nantinya? Begitulah tanya yang sempat kau bisikkan pada gelas-gelas kopi teman setiamu. Karena penantianmu takkan selama ufuk pagi hingga terbenam senja.

Bahkan engkau masih sempat membayangkan ketika tuanmu mulai meraihmu. Perlahan pakaianmu kan dilepas dibuang ke tong sampah. Sementara bulu-bulu pirangmu kan tersibakkan. 

Lalu, hasrat pun takkan rela menunda kesabaran yang menanti di dinding tenggorokan. Hangat tubuhmu perlahan kan beradu dengan irama hentakan gigi-gigi putih. 

Melumatmu hingga habis bersama kepuasan tuan-tuanmu yang membuncah. Hanya menyisakan seonggok tubuh luluh lantak lunglai terlempar ke pinggiran jalan. Tak berguna. Anjing lapar pun takkan melirikmu.

"Jagung rebus... jagung rebus, masih hangat. Siapa yang mauuu..." begitu parodi iklan yang dilontar si penjual dalam menjajakanmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun