Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Pengalaman Pertama Kalinya Manggung

9 Januari 2023   07:13 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada waktu itu kampusku mengadakan kompetisi band dengan menampilkan dua lagu. lagu wajib "Yogyakarta" lagu pilihannya terserah kontestan.

Sebagai musisi amatir aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya energi bermusik di sebuah panggung. Aku telah mengajak beberapa Kawanku yang sering kuajak ngeband. Namun mereka menolak semua ajakanku dengan dalih sibuk.

Namun aku tidak kehabisan akal. Aku tetap mengikuti lomba, namun mengajak kawanku lainnya dikampus. Kawan yang kuajak ini, masih dalam tahap belajar gitar.

Kami berdua sepakat untuk mencari lagu yang pilihan yang menurut kami mudah dimainkan serta keren. Setelah beberpa hari proses pencarian tersebut, tidak tahunya ketika kami berkumpul tanpa menghasilkan satu persetujuan. Pada waktu itu aku merekomendasikan pada kawanku untuk secara khusus kucarikan lagu yang paling mudah namun tetap elegan untuk diperdengarkan. 

Tidak sampai tiga hari kami bertemu lagi disebuah warung kopi. Pada waktu itu aku merekomendasikan lagu "in spite of all the danger" milik the Quarryman. Lagu ini menurutku mudah karena hanya mengandalkan kunci E, A dan B. Walau melodinya lumayan rumit, namun aku terbantu karena kebiasaanku berlatih lagu ini ketika ngeband.

Setiap hari dengan semangatnya kami berlatih sambil diperdengarkan kepada kawanku yang lainnya. Tujuannya supaya kawanku yang mendengar bisa mengetahui letak kekurangan kamu berdua.

Lagu wajib tetap "Yogyakarta" namun memakai sedikit modifikasi berbeda, supaya terlihat fresh menurut kami pada waktu itu.

Waktu terus berjalan dengan seiringan latihan kami yang rutin. Kami sudah mulai bisa mencocokan serta menyeragamkan cara kami bermain.

Pada waktu itu hari tampilnya kami ditunda sehari karena suatu hal, jadi kami hanya bisa menuruti panitia. Ini juga menjadi kesempatan kami lebih bisa mengasah kemampuan.

Esoknya kami berdua datang lebih awal, karena tidak ingin telat. Selama menunggu giliran naik panggung kami berdua hanya bisa bengong dengan penampilan-penampilan peserta lainnya yang sungguh unik dan pastinya lebih baik dari amatiran. Namun ada juga beberepa yang terlihat tidak serasi musik dan suara vokalisnya. 

Sambil menunggu giliran kamipun bersantai - santai dengan para kontestan lainnya. Kebetulan kontestan yang berada tepat disampingku telah memiliki pengalaman yang cukup dalam manggung. Kami lagi - lagi harus geleng kepala karena dengan skill yang amatir memiliki keberanian untuk naik panggung.
Benar juga ketika mereka naik panggung, dengan aransemen lagu yang sederhana namun sangatlah enak diperdengarkan.

Kali ini mc memanggil kami untuk naik panggung, nama kelompok kami seaneh kami berdua yaitu "Revolver and the Blackbird. Sungguh nama yang aneh karena dua hari sebelum tampil nama itu dengan sembarangan kami temukan.

Panggung serasa menakutkan dari bawah, namun ketika aku naik diatasnya dengan pandangan penonton yang banyak nuansa energi takutpun hilang.

Kami berbincang - bincang dengan ahli sound systemnya sejenak untuk menyesuaikan suara yang keluar dari sound. Aku mulai sibuk mengotak atik tune gitar listrikku. Sementara kawanku yang mempersiapkan gitar yang ia bawa dari kos tidak tahunya tak terpakai, karena direkomendasikan untuk memakai gitar akustik listrik milik panitia.  

Juri dan mc telah memberikan tanda. Kami segera memperkenalkan diri sejenak. Aku melihat kawanku masih sibuk dengan volume gitarnya sebelum aku memulai bernyanyi. Setelah selesai ia memberikan kode untuk langsung saja mulai. Aku langsung memulai intro lagu "Yogyakarta" yang dengan susah payah kami aransemen. 

Dilanjutkan dengan memasuki lirik sampai memasuki pertengahan aman. Namun anehnya aku tidak terlalu bisa mendengar suara gitar akustik milik kawanku. Menjelang melodi aku mempersiapkan ingatan petikan-petikan gitarnya diotakku terlebih dahulu. Melodi gitar dari "Yogyakarta" terdengar lancar-lancar saja. Namun ketika aku akan menyudahi melodi gitarnya seperti yang kami sepakati. Tidak tahunya kawanku terus mengiringinya dengan rhytem. 

Aku merasa bingung, karena aslinya sudah selesai. Akhirnya aku berimprovisasi dengan tidak rapinya, sambil lirih memanggil kawanku. Namun sekali lagi kawanku, seperti sibuk dengan rhytemnya. 

Lalu terpaksa aku berhenti, seraya perlahan memanggil namanya. Penonton bertepuk tangan dengan riuh dan gembirnya. Entah bertepuk tangan untuk kekonyolan kami atau performa kami.

Pada lagu yang terakhir dimainkan dengan aman, namun tak serapi di latihan kami sebelumnya.

Akhirnya kami mengakhiri lagu kami sambil ucap salam.

Ini pengalaman yang menururku konyol namun memorable sekali. Aku dengan tekad nekatku, sedangkan kawanku baru belajar gitar lagi setelah sekian lama. Agaknya kami adalah sebuah kombinasi yang cocok untuk melakukan lelucon daripada bermusik.

Memang musik yang kami perdengarkan penonton agakanya memanfgterasa sangat kurang sekali. Namun pengalaman yang kami dapat diatas panggung dengan segala kekonyolan yang kami tidak sengaja lakukan. Menjadi sebuah pengalaman yang berkenang dalam perjalanan hidup kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun