Marahnya tukang tambal biasanya karena pelanggan sendiri, itu dua kejadian yang aku alami. Sudah kehilangan uang, kena marah pula. Apa karena aku adalah seorang perempuan yang kurang tahu masalah tambal dan segala macam?Â
Tidak punya alat untuk mengisi angin ban sepeda motor membuatku menggunakan layanan tukang tambal untuk isi angin. Berpindah-pindah tempat sesuai kapan dan di mana ban itu kurang angin. Memang, sudah punya langganan, tapi kadang sering tutup jika ingin menggunakan jasanya saat pagi hari, karena jadwal buka mereka yang siang hari.Â
Sudah langganan pun, bisa kena marah, karena awalnya belum pernah kena marah akibat belum ada sesuatu hal. Lama-lama, timbul sesuatu yang membuat mereka marah. Apa itu?Â
Pertama, aku minta tolong dicek apakah ban itu kempes atau tidak, karena aku minta tolong ban yang satu untuk tambah angin, biar sekalian. Kok si bapak malah marah, karena menurutnya ban tidak perlu angin, masih keras tapi kok aku tidak tahu.Â
Sebagai perempuan yang belum tahu alias ragu, aku harus tanya ke yang lebih tahu, e kok malah kena marah?Â
Kasus kedua, aku mau nambah angin di tukang langganan, posisi saat itu ramai orang sedang antri di tukang itu, aku bingung menaruh motor di mana, karena sudah penuh. Lalu aku taruh di tempat sepi yang agak jauh, kemudian aku bilang ke tukangnya.Â
Ia nampak mencari motorku, lalu aku tunjukkan. Ia marah karena aku parkir terlalu jauh, sehingga memintaku mindah motor dengan nada kasar. Haduh, aku taruh jauh karena penuh.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI