Mohon tunggu...
Dekranasda Sleman
Dekranasda Sleman Mohon Tunggu... Lainnya - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sleman

Marketing, Public Relations, Coorporate Social Responsibility, Media, and Journalist

Selanjutnya

Tutup

Music

Pamungkas, Solois Multitalenta

17 Maret 2021   18:32 Diperbarui: 17 Maret 2021   18:54 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/pamunqkas

Industri musik tanah air kembali dihebohkan dengan datangnya musisi bersuara 'emas'. Ialah Rizky Rahmahadian Pamungkas atau yang kita semua kenal dengan nama panggung 'Pamungkas'. Musisi yang juga penulis lagu serta produser rekaman ini memiliki latar belakang yang menarik untuk diketahui. Mari simak profil dibawah ini untuk mengenal sosok pamungkas lebih dalam.

Pamungkas lahir di Jakarta pada 14 April 1993. Namun Pamungkas dilahirkan dengan proses operasi caesar, sedangkan ibunda dari Pamungkas sudah melakukan caesar sekitar 2 tahun yang lalu. Yang mana hal tersebut menyalahi aturan medis dimana operasi caesar harusnya memiliki jeda setidaknya 5 tahun. Dari hal tersebut akibatnya ada sesuatu yang harus dikobarkan. 

Dalam kasus Pamungkas, ia dilahirkan dengan usus pendek yang membuatnya harus dicangkok. Ia sempat menerima asupan makan melalui selang infus yang mana menyebabkan terlalu banyak tekanan pada tubuh, hingga akhirnya telinganya mengalami gangguan. Yang kanan setengah tuli dan telinga kiri tuli total.

Orang tua dan kedua kakaknya merahasiakan kondisi tersebut dari Pam, sapaan karib Pamungkas itu. Ibunya yang seorang psikolog meminta Pam les instrumen drum pada usia 8 tahun. Dengan harapan kondisi telinga Pam dapat kembali pulih karena suara instrumen yang sangat kencang.

Pam mengikuti les drum kurang lebih hanya selama satu tahun karena proses belajar yang terasa lama baginya. Ia kemudian menjajal memainkan piano dan gitar secara otodidak. Sebenarnya, les gitar sempat ia lakoni meski hanya bertahan satu bulan.

"Gue baru tahu soal ini umur 18 tahun pada 2011. Waktu itu main di Ambon Jazz, setelah setengah jam turun dari pesawat dengung di telinga sebelah kiri enggak hilang. Dokter bilang ada sesuatu yang menyumbat telinga pecah karena tekanan udara," ujar Pam.

Pam melanjutkan, "Baru tahu kalau ternyata ada konspirasi dari hidup gua selama ini. Sejak Ambon Jazz itu telinga gue normal sampai hari ini. Tapi justru ada masalah bagi gue, karena jadi terlalu sensitif. Sedianya telinga tuli tiba-tiba bisa dengar segalanya."

Seingat Pam, ia tidak pernah menjumpai masalah dalam memainkan alat musik sejak kecil, kala masih setengah tuli. Termasuk saat ia belajar menjadi produser bersama Hari Budiman yang pernah memproduseri band Element. Kala itu ia terjun langsung di studio rekaman.

Di studio, ujar Pam, semuanya ia mulai dari bawah. Mulai dari membuatkan kopi, membeli rokok, menggulung kabel serta menjadi operator untuk rekaman. Lalu naik dengan mengisi gitar pada rekaman, kemudian menjadi co produser dan akhirnya menjadi produser.

"Selama itu gua enggak tahu kalau tuli. Waktu kecil musik jadi cita-cita, mau manggung di mana. Dewasa sedikit pengin rekaman, bikin album dan bikin lagu yang bagus. Sampai akhirnya musik menjadi sebuah media," kata Pamungkas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun