Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Muntah Darah

25 Januari 2018   14:24 Diperbarui: 25 Januari 2018   14:31 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://id.pinterest.com/pin/403635185331716962/

"Itu ada darahnya, Pa. Muntah Papa bercampur darah," kata saya dengan suara kuatir.

Papa melihat ke arah washtafel namun dengan gerakan cepat dia buru-buru menyiram cairan berwarna merah itu ke dalam lubang air, "Bukan darah, Yo. Mungkin tadi kue merah yang disuguhkan, Pak Lie."

"Papa yakin bukan darah? Papa nggak boleh bohong!" pekik saya.

"Papa nggak bohong. Itu pasti sisa kue merah yang tadi kita makan."

"Hueeeek...!!!" Baru saja menyelesaikan kalimatnya, Papa muntah lagi. Karena perutnya sudah kosong, yang keluar hanya reak yang berasal dari asam lambung dengan sedikit cairan yang kali ini saya sangat yakini adalah darah.

"Papa itu darah, Pa.  Ayo sekarang kita ke rumah sakit aja, Pa," kata saya semakin panik.


"Nggak usah, Yo. Darahnya sedikit kok. Paling itu cuma iritasi di tenggorokan Papa aja," sahut yang muntah dengan nada yakin.

"Papa selain mual rasanya gimana? Pusing nggak? Sakit di dada atau leher nggak?" serang saya lagi bertubi-tubi.

"Nggak merasa apa-apa. Mualnya juga udah jauh berkurang," jawab yang ditanya.

"Okay, sekarang Papa berbaring aja dulu. Kalau muntah lagi, kita ke rumah sakit."

"Ngapain ke rumah sakit? Orang Papa nggak apa-apa kok," sahut Papa ngeyel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun