Mohon tunggu...
Joshephine Maretta
Joshephine Maretta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi ✨

Selanjutnya

Tutup

Film

"Marriage Story (2019)", Kehidupan Pernikahan Tidak Selalu Sesuai Ekspetasi

20 September 2021   00:40 Diperbarui: 20 September 2021   00:56 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Netflix via https://www.imdb.com

Kalian para penonton film, genre film apa aja, sih yang kalian tahu ? Pasti kalian sering mendengar tentang genre drama, horror, romance, comedy, action, dan lain-lain. Tentunya beberapa genre yang telah disebutkan sebelumnya sudah sering kita temukan, tapi pernahkah kalian mendengar genre The Wedding Film

Mungkin genre tersebut jarang didengar atau bahkan kalian tidak tahu bahwa sebenarnya The Wedding Film termasuk sebagai genre.

Film yang menggunakan genre The Wedding Film ini, biasanya cerita atau alur film mengarah pada nilai dari suatu pernikahan. Seringkali penonton mengira film yang mengangkat pernikahan sebagai topik utama hanya termasuk dalam genre romance atau drama. Pernyataan tersebut sesuai dengan tulisan pada buku “World Cinema Through Global Genres” yakni terkadang film tentang pernikahan lebih terlihat sebagai subgenre dibandingkan genre tersendiri (Costanzo, 2014, h.154).

Salah satu contoh film yang mengangkat genre The Wedding Film adalah film “Marriage Story (2019)”.


Film “Marriage Story (2019)” merupakan hasil karya dari Noah Baumbach yang diperankan oleh Scarlett Johansson sebagai Nicole Barber dan Adam Driver sebagai Charlie Barber. Berdasarkan Internet Movie Database (IMDb), film ini mendapatkan rating 7.9/10 dan telah berhasil meraih beberapa penghargaan. 

Film tersebut menceritakan tentang kehidupan pernikahan dan rumah tangga Nicole dan Charlie Barber. Keduanya telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Henry Barber. 

Charlie dan Nicole bekerja di bidang yang sama, yakni akting, dimana Charlie adalah seorang sutradara teater dan Nicole merupakan mantan aktris film remaja.

Pada awalnya dalam film ditunjukkan bahwa keluarga Barber terlihat sangat harmonis dan saling memahami satu sama lain. Namun, semuanya itu berubah setelah munculnya masalah-masalah dalam rumah tangga mereka.

Masalah tersebut dimulai dari Charlie Barber yang ketahuan oleh Nicole bahwa ia meniduri rekan kerjanya. Selain itu, Nicole juga sudah mulai tidak tahan dengan berbagai sikap Charlie yang egois, bahkan dengan keluarganya sendiri. 

Permasalahan tersebut akhirnya berujung pada kata ‘perceraian’. Proses perceraian yang dilalui pun bukanlah hal yang mudah, dimulai dari yang hanya mediasi hingga berakhir ke pengadilan. Hal ini dikarenakan ada banyak faktor yang harus dipikirkan baik-baik. Salah satunya adalah mengenai hak asuh anak.

Film “Marriage Story (2019)” ini memang bukan menceritakan proses persiapan pernikahan maupun acara pernikahannya. Namun, film ini lebih mengarah pada kehidupan setelah terjadinya pernikahan.

Melihat film tersebut, sebenarnya film ini termasuk menarik karena ada banyak pesan yang dapat diambil, terutama bagi para pasangan sebelum mengambil keputusan untuk menikah.

Love is a sensation, but marriage is a decision (Costanzo, 2014, h.133)

“Marriage Story (2019)” menunjukkan bahwa dalam pernikahan harus ada komitmen yang terjalin antara satu sama lain. Sebab yang menjalani rumah tangga adalah dua orang yang berpasangan. 

Terlihat pada film bahwa keduanya memiliki sifat yang keras kepala sehingga tidak dapat menyelesaikan permasalahan dan yang dilakukan hanyalah bertengkar serta berteriak antar satu sama lain. Bahkan, hingga mengatakan bahwa mereka menyesal untuk menikah dan mengenal satu sama lain.

Sumber : https://media.gq.com/
Sumber : https://media.gq.com/

Awal pernikahan memang terlihat indah, namun seiring berjalannya waktu pasti akan muncul berbagai macam permasalahan, mulai dari yang kecil hingga besar. Begitu juga dengan film “Marriage Story (2019)” yang pada awalnya kondisi keluarga Barber terlihat harmonis ternyata berujung kehancuran.

Pihak yang paling terkena akibat dari permasalahan dan perceraian mereka pun adalah anak. Pada film ditunjukkan dengan adegan Henry Barber yang harus terus menerus berpindah tempat antara ayah dan ibunya. Dari adegan tersebut dapat diambil pesan bahwa tanpa disadari yang seringkali menjadi korban dalam perpecahan keluarga adalah anak. 

In some of these variations on the theme of weddings, it’s not always clear whether the story will end in marriage or whether marriage is always the best ending (Costanzo, 2014, h.135)

Pernyataan diatas sesuai dengan film “Marriage Story (2019)”, dimana akhir cerita dari film yang mengangkat tema pernikahan belum tentu selalu berakhir dengan pernikahan ataupun beranggapan bahwa pernikahan merupakan akhir yang terbaik. Begitu juga akhir cerita pada film kali ini, dapat dilihat bahwa pernikahan memang belum tentu menjadi akhir yang terbaik. 

Untuk kalian yang penasaran dengan film “Marriage Story (2019)” lebih lengkapnya, bisa langsung ditonton di website atau aplikasi Netflix.

Daftar Pustaka

Constanzo, W. V. (2014). World Cinema through Global Genres. UK: Wiley Blackwell

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun