Mohon tunggu...
Yosie Irawan
Yosie Irawan Mohon Tunggu... Buruh - Hello

Tingkatkan kualitas diri dengan rajin membaca dan mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengungkap Rahasia Hidup Bahagia dan Bermakna ala Orang Jepang

16 Mei 2021   20:26 Diperbarui: 16 Mei 2021   20:38 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar 1: Diagram Ikigai (Koleksi Pribadi)

Pernahkan Anda merasa malas untuk bangun pagi dan memulai aktivitas sehari-hari? Atau bahkan Anda pernah bertanya pada diri Anda mengapa saya hidup dan apa sebenernya tujuan hidup saya? Tetapi di sisi lain Anda juga merasa heran mengapa bisa orang-orang Jepang terlihat selalu bersemangat dan produktif? Jika iya, maka Anda harus mengetahui apa rahasia kehidupan bahagia dan bermakna ala mereka sehingga Anda juga bisa seperti mereka. Tahukah Anda bahwa ternyata kuncinya terletak pada ikigai?

Lantas apa yang dimaksud dengan ikigai?  Apakah Anda  juga memiliki ikigai seperti penduduk Jepang? Dan bagaimana ikigai mampu menginspirasi hidup bahagia dan bermakna penduduk Jepang?

Ikigai merupakan sebuah konsep kehidupan yang lahir dari kebiasaan orang Jepang. Dalam bahasa Jepang, ikigai berasal dari kata "Iki" yang berarti kehidupan dan "Gai" yang berarti nilai/menjadi berharga. Sehingga secara sederhana ikigai dapat diartikan sebagai menemukan nilai atau tujuan hidup. Nah, dengan memahami konsep ikigai inilah, kehidupan Anda akan lebih bermakna.

Pada dasarnya setiap orang memiliki ikigai yang mana berbeda antara satu orang dengan lainnya. Ada yang sudah menemukan ikigai mereka namun ada juga yang masih mencari ikigai tersebut. Dan untuk menemukannya diperlukan usaha yang gigih dan sabar.

Ogimi, sebuah desa di ujung utara pulau Okinawa dijuluki sebagai desa umur panjang (Village of Longevity) karena memiliki angka harapan hidup tertinggi di dunia. Menurut penduduk di Ogimi, ikigai menjadi alasan mereka bangun di pagi hari. Ikigai menjadi filosofi penyemangat bagi penduduk dalam mencari makna kehidupan.

Pada dasarnya, ikigai tersusun atas empat himpunan pada diagram Venn: 1) Apa yang Anda cintai (what you love), 2) Apa yang dunia butuhkan (what the world needs), 3) Anda dibayar untuk apa (what you can be paid for), dan 4) Apa keahlian Anda (what you are gppd at). 

Berdasarkan empat himpunan di atas, muncul empat elemen dasar (irisan himpunan) yang menyusun ikigai yaitu misi (mission), keahlian (vocation), profesi (profession), dan gairah (passion), Keempat elemen itu harus saling melengkapi. Setelah Anda dapat menyatukan setiap elemen tersebut dalam diri Anda maka Anda akan menemukan makna hidup Anda.

  • Misi (Mission) Ketika "What you love" sejalan dengan "What the world needs" maka akan terbentuk yang namanya misi. Dengan kata lain misi mencakup hal-hal yang lingkungan Anda butuhkan, dan Anda tidak hanya sekedar mampu berkontribusi tetapi Anda juga menyukai apa yang Anda lakukan.
  • Keahlian (Vocation) Keahlian adalah suatu kemampuan yang dapat Anda lakukan beriringan dengan "What the world needs" dan menghasilkan suatu pendapatan bagi diri Anda atau "What you can be paid for"
  • Profesi (Profession) Profesi merupakan sesuatu yang Anda merasa ahli di bidangnya atau "What you are good at" dan dengan kemampuan tersebut, Anda mendapatkan bayaran atau "What you can be paid for". Profesi dapat Anda peroleh melalui jenjang pendidikan formal di sekolah atau universtias maupun melalui berbagai pelatihan.
  • Gairah (Passion) Gairah dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat membuat Anda merasa bahagia apabila melakukan hal tersebut. Gairah dapat Anda dapatkan ketika "What you love" sejalan dengan "What you are good at".

Setelah Anda menemukan ikigai Anda, teruslah menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang membuat hidup Anda bermakna dan bahagia :) 

Rujukan

Garcia, H., & Miralles, F. (2018). Ikigai Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Orang Jepang. Jakarta: Renebook

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun