Mohon tunggu...
Yosia Solaiman
Yosia Solaiman Mohon Tunggu... Penulis Independen

Jika Ingin Mengenal Isi Dunia, MEMBACALAH Jika ingin Dunia Mengenalmu, MENULISLAH

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bu Kades Wiwin - Pembelajaran Pentingnya LAMBAT BICARA namun CEPAT BERPIKIR

28 Februari 2025   11:29 Diperbarui: 28 Februari 2025   11:29 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kades Wiwin -- Sebuah Pembelajaran Pentingnya Introspeksi diri Seorang Pemimpin yang "Baik"

(Ayo Belajar dari Sekitar Kita, edisi 001)

Pada Edisi perdana "Ayo Belajar dari Sekitar Kita", saya akan coba membahas sebuah hal yang sedang ramai pro kontra mengenai seorang pemimpin publik, tepatnya seorang ibu kepala desa, yang sedang viral karena unggahannya di media sosial. Ibu Kepala Desa tersebut bernama Wiwin Komalasari (Wiwin).

Mengenai apa yang sudah dilakukan beliau sehingga menimbulkan keviralan dan kehebohan, sampai -- sampai Menteri Dalam Negeri dan juga Gubernur Jawa Barat memberikan tanggapan, tidak saya bahas di sini, karena banyak media utama dan sesama rekan penulis yang hebat -- hebat sudah membahasnya dengan lengkap dan menarik.

Saya hanya akan menyoroti mengenai apa kemungkinan yang menyebabkan Bu Wiwin sampai melakukan hal tersebut, berdasarkan penelusuran dari Berbagai Media.

Jika dilihat dari beberapa media berita, Bu Wiwin merupakan Kepala Desa (Kades) yang berprestasi, buktinya, ia mendapatkan banyak penghargaan, dan juga dikenal dekat dengan warganya, sehingga warga banyak mendukungnya. Beliau juga dikenal dermawan, suka berderma dan membantu sesamanya yang kurang mampu, bahkan itu dilakukan sebelum beliau menjadi Kades.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media, ketika ditanya mengapa hidupnya sudah berkecukupan, malah akhirnya bersedia menjadi Kades, dengan gaji yang tentu berbeda jauh dengan pendapatannya selama ini. Kades Wiwin menjawab bahwa ia ingin di sisa hidupnya bisa bermanfaat, ia ingin membuat Sejarah, sehingga kepemimpinannya akan dikenang baik oleh Masyarakat dan juga menjadi kebanggaan bagi anak-anaknya kelak.

Bu Wiwin, ingin meninggalkan "Legacy" (Warisan) berupa hal baik, yang akan bisa berguna bagi sesama dan juga bisa membuat bangga anak anaknya.

Tentu ini adalah hal baik dan mulia, tidak banyak pemimpin yang memiliki "kebaikan hati" bagi sesamanya, justru banyak terjadi, motif seseorang menjadi pemimpin adalah untuk meningkatkan taraf hidup, dari hidup biasa -- biasa menjadi orang kaya.

Dalam kasus Bu Wiwin, beliau sebelumnya memang sudah "beruntung", hidupnya berkelimpahan, banyak warga yang menceritakan saat diwawancara media, bahwa Bu Wiwin memang sudah "sugih" sebelum menjadi Kades !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun