Mohon tunggu...
Yoshe Anastasia
Yoshe Anastasia Mohon Tunggu... Musisi - Pelajar

hello

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Flu Spanyol, Pandemi Paling Mematikan dalam Sejarah

31 Maret 2020   16:32 Diperbarui: 31 Maret 2020   16:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nasihat apa yang diberikan kepada orang-orang?

Dokter tidak tahu apa yang harus direkomendasikan kepada pasien mereka; banyak dokter menyarankan orang-orang untuk menghindari tempat yang ramai. Lainnya menyarankan solusi termasuk makan kayu manis dan minum anggur. 

Dokter juga mengatakan kepada orang-orang untuk menutup mulut dan hidung mereka ketika berada di tempat umum. Pada satu titik, penggunaan aspirin dituduh sebagai penyebab pandemi, padahal itu sebenarnya bisa membantu mereka yang terinfeksi. 

Perang Dunia I menjadi kekurangan dokter di beberapa daerah, dan banyak dokter yang ikut sakit dan terinfeksi. Sekolah dan bangunan lain menjadi rumah sakit darurat, dan mahasiswa kedokteran harus menggantikan dokter dalam beberapa kasus. 

Bagaimana hal ini dibandingkan dengan flu musiman?

Flu Spanyol tetap menjadi pandemi flu paling mematikan hingga saat ini, setelah membunuh sekitar 1% hingga 3% populasi dunia. Pandemik flu yang sebanding terjadi pada tahun 2009 hingga 2010, setelah bentuk baru dari influenza H1N1 muncul. Penyakit itu dinamai "flu babi" karena virus yang menyebabkannya mirip dengan yang ditemukan pada babi.

Mengapa disebut flu Spanyol?

Spanyol adalah salah satu negara paling awal di mana epidemi diidentifikasi, tetapi para sejarawan percaya ini kemungkinan merupakan hasil dari sensor masa perang. 

Spanyol adalah negara netral selama perang dan tidak memberlakukan sensor ketat terhadap persnya, dan karena itu, mereka dapat dengan bebas menerbitkan laporan awal penyakit tersebut. Akibatnya, orang-orang salah percaya bahwa penyakit itu khusus untuk Spanyol, dan nama "flu Spanyol". 

Penyakit itu menimpa raja Spanyol, Alfonso XIII, bersama dengan para politisi terkemuka. Antara 30% dan 40% orang yang bekerja atau tinggal di daerah terbatas, seperti sekolah dan gedung pemerintah terinfeksi.

Layanan pada sistem trem Madrid harus dikurangi dan layanan telegraf terganggu, dalam kedua kasus karena tidak ada cukup karyawan yang sehat untuk bekerja. Persediaan dan layanan medis tidak dapat memenuhi permintaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun