Jelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia merilis daftar pemain yang akan ikut bertanding di Arab Saudi. Dari nama-nama yang dipanggil, Ole Romeny menjadi kejutan, selain nama Marselino Ferdinan yang tidak masuk daftar.
Seperti diketahui, penyerang Oxford United ini sempat absen cukup lama karena cedera engkel saat pramusim di Indonesia, dan harus dioperasi. Beruntung, program rehabilitasi dan pemulihannya berjalan lancar.
Jadi, ada cukup waktu untuk pemain kelahiran tahun 2000 itu fokus mempersiapkan diri secara fisik dan teknik. Meski belum mendapat menit bermain, setidaknya ia sudah cukup siap untuk bermain, karena sudah rutin berlatih di klub.
Situasinya berbeda dengan Marselino Ferdinan, yang belakangan tidak pernah bermain dan berlatih di klub, karena transfer pinjaman ke AS Trencin (Slovakia) masih terkendala administrasi.
Lino bahkan diketahui hanya sempat berlatih, ketika mendapat panggilan tim nasional di jeda internasional FIFA bulan September 2025. Tak heran, namanya langsung dicoret jelang pertandingan krusial di Arab Saudi.
Sekilas, keputusan tim pelatih Timnas Indonesia memanggil Romeny riskan dan terkesan dipaksakan. Tapi, ini menjadi satu keputusan aman yang cukup logis, karena berhubungan langsung dengan sistem permainan tim di lini depan.
Dengan adanya Mauro Zijlstra yang bisa menjadi pembuka ruang, ditambah Miliano Jonathans yang gesit, kembalinya Ole Romeny akan membuat lini depan lebih cair, karena ada perpaduan kecepatan, fisikalitas, dan kecerdikan.
Kombinasi ini dibutuhkan tim asuhan Patrick Kluivert, untuk menghadapi Irak dan Arab Saudi yang cenderung tricky. Daripada berspekulasi dengan eksperimen sistem baru, lebih baik tetap berpegang pada sistem yang sudah berjalan.
Di era Kluivert sendiri, Ole Romeny menjadi sosok penting, karena darinyalah gol-gol Tim Merah Putih di 4 laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 tercipta.
Bisa dibilang, eks pemain FC Utrecht ini sudah cukup terbiasa dengan tekanan mencetak gol di laga kualifikasi Piala Dunia, dan bisa menerjemahkan ide taktik tim pelatih.
Ketika sang penyerang absen, serangan tim terlihat buntu saat bertemu lawan seimbang atau lebih kuat.Â
Ini terlihat saat Indonesia bermain imbang tanpa gol menghadapi Lebanon di laga ujicoba resmi FIFA awal bulan September 2025. Jay Idzes dkk mendominasi penguasaan bola, tapi tak bisa menerobos barikade pertahanan Lebanon.
Maka, ketika tim pelatih Timnas Indonesia berani ambil risiko, ini adalah satu langkah cukup berani, karena ada tiket lolos Piala Dunia yang dipertaruhkan.
Untuk ukuran Timnas Indonesia, keberanian menggeser "starboy" yang kurang fit seperti Marselino Ferdinan, dan ambil risiko pada sosok Ole Romeny yang belum bermain lagi pascacedera adalah sebentuk kemajuan.
Jika keberanian seperti ini juga ditampilkan di lapangan hijau, apapun hasil di Arab Saudi nanti, rasanya tidak ada penyesalan, karena tim ini sudah punya keberanian untuk mengutamakan sistem tim secara keseluruhan ketimbang individu.
Selebihnya, tinggal apakah sang wakil tunggal Asia Tenggara punya cukup nyali untuk berjuang sampai akhir atau tidak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI