Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Leicester City, Kisah Suram Kebangkitan Semu

21 April 2025   23:02 Diperbarui: 23 April 2025   14:01 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Kepala Leicester City Ruud van Nistelrooy memberikan instruksi kepada tim asuhannya dalam laga versus Liverpool di Stadion King Power, Minggu (20/4/2025). (AFP/DARREN STAPLES via Kompas.com)

Harapan makin terlihat, karena laga debutnya langsung diawali dengan kemenangan 3-1 atas West Ham di kandang, yang disambung dengan hasil imbang 2-2 di kandang Brighton. 

Sayangnya, awalan menjanjikan ini lalu berlanjut dengan 7 kekalahan dalam 9 laga. Kemenangan 6-2 dari QPR di Piala FA, ditambah kemenangan 2-1 di kandang Tottenham Hotspur di Liga Inggris selama bulan Januari 2025, ternyata menjadi awal dari periode lebih suram. 

Termasuk kekalahan 1-2 dari Manchester United di Piala FA, performa Wilfred Ndidi dkk sepanjang bulan Februari dan Maret, ditambah sebagian besar April 2025 benar-benar suram. 

Torehan satu hasil imbang tanpa kemenangan dalam total 11 pertandingan, ditambah catatan hanya mampu mencetak 3 gol pada periode yang sama menjadi bukti mengenaskan. 

Ruud Van Nistelrooy, yang sempat dielu-elukan Manchunian, berkat periode sebagai pelatih sementara yang tak terkalahkan, dan pernah punya reputasi sebagai penyerang tajam semasa bermain, ternyata tak bisa berbuat banyak memperbaiki performa tim, khususnya lini depan yang melempem. 

Jadi, tidak mengejutkan kalau tiket degradasi akhirnya didapat di pekan ke 33 Liga Inggris. Kekalahan 0-1 atas Liverpool, lewat gol tunggal Trent Alexander-Arnold, menjadikan 5 laga sisa praktis tinggal bersifat formalitas buat Leicester City.  

Capaian suram ini jelas bukan sesuatu yang bisa diharapkan, dari tim yang bisa langsung promosi setelah sebelumnya terdegradasi, tapi, kepergian sosok "mastermind" taktik seperti Enzo Maresca, dan motor lini tengah seperti Kiernan Dewsbury-Hall, tepat sebelum musim dimulai, ternyata berdampak fatal.

Terbukti, saat klub milik keluarga pebisnis asal Thailand ini terdegradasi, Enzo Maresca dan Kiernan Dewsbury-Hall masih berpeluang meraih tiket lolos ke Liga Champions, dan mengejar trofi UEFA Europa Conference League 

Situasinya mirip seperti saat mereka melepas N'Golo Kante ke Chelsea, tak lama setelah juara Liga Inggris musim 2015-2016. Leicester City langsung ambyar, sementara Chelsea berjaya di musim berikutnya. 

Dengan performa sedemikian jeblok, ditambah pengalaman pernah "dilucuti", bahkan sebelum sempat bertanding di kasta tertinggi sebagai tim promosi, sepertinya akan sulit buat tim berkostum utama warna biru ini, untuk langsung promosi dalam waktu dekat. 

Efek samping kerusakan yang ada di musim 2024-2025 perlu waktu untuk diperbaiki. Jika mereka bisa langsung promosi lagi, juga dengan cara luar biasa, ini bukan satu indikasi positif, karena rawan menjadi kebangkitan semu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun