Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Setelah Marselino Ferdinan "Go Abroad"

2 Februari 2023   15:12 Diperbarui: 5 Februari 2023   08:15 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar instagram soal Marselino Ferdinan diresmikan KMSK Deinze sebagai rekrutan anyar pada Rabu (1/2/2023).| Instagram/KMSK Deinze via Kompas.com

Kalaupun tidak dipinjamkan, adik Oktafianus Fernando (PSIS Semarang) ini bisa memanfaatkan waktu untuk beradaptasi di Belgia. Kebetulan, KMSK Deinze sudah punya pemain Asia Tenggara lain, yakni Ilham Ahmad (Singapura). Jadi, dia tak benar-benar sendiri.

Dengan situasi yang ada, ditambah pengalaman yang baru saja terjadi pada Egy dan Witan, sudah seharusnya media tidak berlebihan dalam memberitakan kiprah Marselino. Biarkan dia beradaptasi dan fokus, karena itulah yang akan membuatnya semakin berkembang.

Begitu juga dengan PSSI. Sudah saatnya mereka tidak merecoki Marselino Ferdinan (dan pemain abroad lainnya) dengan program pelatnas jangka panjang. Mereka sudah berlatih dan bertanding di kompetisi yang kualitasnya lebih baik.

Karenanya, sekalipun tidak ikut pelatnas, para pemain "abroad" ini tetap bisa diandalkan saat bergabung jelang pertandingan. Bukannya pelatnas itu tidak penting, tapi kalau frekuensinya terlalu sering dan lama, ini jelas tak efektif.

Pemain harus kerja dua kali untuk adaptasi saat bergabung dengan pelatnas dan kembali ke klub. Di sisi lain, pelatnas jangka panjang bukan satu hal yang wajar, karena biasanya hanya berlangsung dalam jangka pendek. Kalau terlalu sering, itu bisa menimbulkan kesan kurang profesional.

Buat apa ada kompetisi, kalau masih ada pelatnas jangka panjang? Ada yang salah.

Kalau turnamen yang diikuti masuk kalender resmi FIFA, klub pasti akan melepas. Kalau tidak, ya memang begitulah etika profesionalnya.

Sikap profesional ini perlu mulai dibudayakan PSSI, bersama peningkatan kualitas kompetisi, supaya para pemain Indonesia, termasuk yang main di luar negeri tak terlambat perkembangannya, dan pemain Indonesia bisa bergabung ke klub luar negeri, bukan karena mampu menarik banyak followers di media sosial, tapi memang karena punya kemampuan memadai.

Selebihnya, mari kita lihat, sejauh mana Marselino Ferdinan berkembang di Belgia. Semoga, dia bukan pemain Indonesia terakhir yang bisa bermain di Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun