Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ingat Sadio Mane, Ingat Radamel Falcao

20 November 2022   14:38 Diperbarui: 20 November 2022   14:39 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadio Mane, absen di Piala Dunia 2022 karena cedera (Goal.com)

Piala Dunia 2022 menjadi satu event sepak bola terbesar yang cukup ditunggu, karena menghadirkan tim-tim terbaik dari seluruh dunia. Sayang, turnamen ini sedikit terasa hambar, karena sejumlah pemain bintang dipastikan absen, umumnya karena cedera.

Salah satu bintang yang absen itu adalah Sadio Mane. Bintang Bayern Munich itu dipastikan absen, karena cedera lututnya lebih parah dari perkiraan awal dan perlu dioperasi.

Tentu saja, cedera ini jadi satu kerugian buat Senegal, karena Mane adalah motor serangan tim. Pemain berusia 30 tahun ini menjadi sosok kunci saat membantu Tim Singa Teranga juara Piala Afrika dan lolos ke Qatar.

Tapi, jika boleh sedikit mundur ke masa lalu, situasi yang terjadi di Timnas Senegal ini bukan pertama kalinya terjadi di Piala Dunia. Salah satu contoh cukup terkenal pernah hadir di Piala Dunia 2014. Tepatnya, saat Timnas Kolombia terpaksa harus kehilangan Radamel Falcao.

Sama seperti Mane, Falcao ketika itu terpaksa absen di Piala Dunia 2014 karena mengalami cedera lutut. Meski pulih menjelang turnamen, namanya tetap dicoret pelatih Jose Pekerman, karena kondisinya masih belum fit.

Keputusan pelatih asal Argentina ini cukup bisa dimengerti, karena jika dipaksakan, efeknya bisa kontraproduktif. Memang, El Tigre adalah ujung tombak tim sepanjang kualifikasi, dan gol-golnya membantu tim lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali sejak 1998.

Masalahnya, tampil di turnamen besar seperti Piala Dunia selalu membutuhkan kondisi dan persiapan maksimal. Apa boleh buat, meski pahit, inilah keputusan yang terpaksa harus diambil.

Tanpa pemain yang kala itu memperkuat AS Monaco, Kolombia pun berangkat ke Brasil dengan diiringi keraguan. Apa jadinya mereka tanpa tim utama?

Tapi, keraguan itu nyatanya mampu dibantah lewat aksi ciamik di lapangan. Tanpa diduga, Los Cafeteros mampu melaju sampai babak perempat final, dengan gaya main kompak dan agresif.

Capaian ini bahkan melampaui torehan terbaik generasi Rene Higuita dan Carlos Valderrama di Piala Dunia 1990, yang jadi salah satu generasi legenda di Kolombia.

Kolombia di Piala Dunia 2014: Tak ada Radamel Falcao, James Rodriguez pun jadi (Marca.com)
Kolombia di Piala Dunia 2014: Tak ada Radamel Falcao, James Rodriguez pun jadi (Marca.com)
Dari segi individu, Timnas Kolombia kala itu juga menghadirkan bintang terang lain dalam diri James Rodriguez. Pemain yang kala itu menjadi rekan setim Falcao di AS Monaco mampu mencetak 6 gol dan 2 assist, hanya dalam 5 penampilan.

Selain meraih Sepatu Emas dan masuk dalam tim terbaik turnamen, golnya ke gawang Uruguay di babak perdelapan final  juga meraih Puskas Award 2014. Semua capaian hebat ini juga membawa pemain yang kini membela Olympiakos (Yunani) mendarat di Real Madrid seusai turnamen.

Meski begitu, Camilo Zuniga dkk tetap tak lupa dengan Falcao. Saat Timnas Kolombia pulang dan disambut meriah, mereka tak lupa memberi apresiasi buat sang bomber, yang pada akhirnya ambil bagian di Piala Dunia 2018 dan mencapai babak perdelapan final.

Dengan situasi kurang lebih mirip, Timnas Senegal bisa (dan mungkin sedang mencoba) untuk meniru langkah Kolombia saat itu. Meski tanpa Sadio Mane, lini depan tim asuhan Aliou Cisse masih punya empat pemain yang cukup menarik, yakni Ismalia Sarr (24), Bamba Dieng (22), Boulaye Dia (25) dan Nicolas Jackson (21).

Dari keempatnya, nama Ismaila Sarr adalah yang paling berpengalaman, karena eks pemain Rennes ini sudah hadir juga di Piala Dunia 2018. Dari segi pengalaman di klub Sarr juga punya potensi, karena konsisten diandalkan Watford, meski klub Liga Inggris itu kerap naik-turun kasta dalam beberapa tahun terakhir. 

Tiga nama lainnya juga punya potensi menarik Bamba Dieng bermain di Ligue 1 Prancis bersama Marseille, Nicolas Jackson belum lama promosi ke tim utama Villareal (Spanyol), sementara Boulaye Dia cukup diandalkan di lini depan Salernitana, klub Serie A Liga Italia.

Dengan usia yang relatif lebih muda dari Mane, ditambah pengalaman sang pelatih di turnamen internasional sebelum ini, mereka masih punya potensi untuk membuat kejutan, karena sebelum ini cukup sepi dari sorotan.

Jika itu terjadi, rasanya Senegal akan baik-baik saja, karena mereka sudah punya penerus ideal buat Mane, bahkan saat sinar eks pemain Liverpool itu masih belum habis.

Akankah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun