Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Temaram Sinar Davide Santon

13 September 2022   10:40 Diperbarui: 13 September 2022   11:27 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Davide Santon semasa bermain di Inter Milan (Tribunnews.com)

Dalam sepak bola, dari masa ke masa, ada banyak pemain muda berbakat yang muncul sebagai "wonderkid". Ada yang langsung bersinar dan menjadi bintang terang, ada juga yang bersinar di awal tapi redup sebelum waktunya. Umumnya, masalah disipliner dan cedera menjadi penyebab umum. Meski sama-sama disayangkan, masalah cedera mungkin jadi faktor paling disayangkan, karena ia tak pandang bulu, termasuk pada pemain yang sebenarnya tidak punya gaya hidup aneh-aneh.

Terkini, masalah cedera jadi penyebab Davide Santon memutuskan pensiun pada usia 31 tahun, Jumat (9/9) lalu. Keputusan ini diambil tak lama setelah kontraknya diputus AS Roma, klub terakhirnya. Ini menjadi akhir yang cukup disayangkan, karena pada awal kiprahnya, Santon muncul sebagai seorang bek sayap berbakat. Sejak promosi di tim senior Inter Milan musim 2008-2009, label "wonderkid" langsung tersemat padanya.

Namanya menjadi bakat besar lain yang hadir di Appiano Gentile. Setahun sebelumnya, ada Mario Balotelli yang sudah lebih dulu muncul di tim utama. Jebolan akademi Inter Milan ini bahkan mampu tampil bagus, saat mencatat debut di Liga Champions kala Si Ular bertemu Manchester United. Dalam pertandingan yang berakhir tanpa gol itu, Santon mampu meredam Cristiano Ronaldo, yang kala itu berstatus peraih Ballon D'Or. Meski akhirnya tersingkir di Eropa, Inter mampu meraih Scudetto, yang jadi trofi senior pertama Santon.

Potensi besarnya pun langsung jadi pembicaraan. Marcello Lippi yang kala itu melatih Timnas Italia bahkan tak ragu menjadikannya anggota skuad La Nazionale di laga ujicoba versus Irlandia Utara dan Piala Konfederasi 2009. Setelahnya, pemain kelahiran 2 Januari 1991 ini panen prestasi di Inter Milan. Dimulai dari Treble Winners dan Piala Dunia Antarklub tahun 2010 lalu berlanjut ke Coppa Italia tahun 2011. Tapi, masalah cedera lutut cukup membatasi waktu bermainnya.

Alhasil, pada Januari 2011, pemain yang mengawali karier di akademi Inter sebagai gelandang sayap ini lalu dipinjamkan ke Cesena. Transfer ini merupakan bagian dari paket transfer Yuto Nagatomo ke Inter. Meski sempat mencatat 11 penampilan di Cesena, kebersamaan Santon dan Inter berakhir di musim panas 2011. Dirinya pindah ke Newcastle United dengan ongkos transfer 4 juta euro. Sebuah kemunduran,  untuk pemain yang sempat disebut-sebut sebagai "The Next Paolo Maldini" dan didapuk sebagai "wonderkid" di game-game simulasi sepak bola pada eranya.

Di Inggris, pemain yang masa awal kariernya diorbitkan Jose Mourinho ini sebenarnya masih menunjukkan potensi besarnya. Bahkan, ia ikut ambil bagian, saat The Magpies finis di posisi lima Liga Inggris musim 2011-2012, dan mampu tampil reguler di dua musim berikutnya, meski sempat diganggu cedera otot.

Performa bagusnya bahkan membuat panggilan dari Timnas Italia kembali datang. Pada laga ujicoba internasional Februari 2013, namanya masuk dalam daftar pemain cadangan di laga melawan Prancis dan menjadi starter di laga melawan Belanda. Total, Santon mencatat 8 penampilan bersama Gli Azzurri. Bersama The Toon Army inilah, versi bugar seorang Davide Santon muncul. Terbukti, 94 penampilan berhasil dicatatnya antara tahun 2011-2014.

Sayang, sebuah cedera lutut parah, ditambah kemunculan Paul Dummett membuat kiprah Santon di Newcastle berakhir muram. Pada Januari 2015, ia pulang ke Inter Milan sebagai pemain pinjaman, sebelum akhirnya dipermanenkan dengan ongkos transfer 4,8 juta euro. Di periode kedua bersama Nerazzuri, cedera otot dan engkel memang sempat dideritanya, tapi ia sedikit terselamatkan dengan statusnya sebagai "home-grown player". Meski lebih banyak jadi cadangan, namanya tetap dibutuhkan tim, sebagai pelengkap kuota "home grown player" di Liga Italia maupun kompetisi Eropa.

Sebenarnya, di periode kedua bersama La Beneamata, Il Bambino sempat didekati Sunderland dan West Ham. Tapi, transfer ke Sunderland batal terjadi, karena klub membutuhkannya untuk melengkapi kuota "home grown player". Sementara itu, kegagalan lolos tes medis membuat transfer ke West Ham batal terlaksana.

Uniknya, seperti periode pertamanya, periode keduanya di Inter juga berakhir, saat namanya dimasukkan dalam paket transfer klub. Bersama Nicolo Zaniolo, namanya masuk dalam paket transfer tukar tambah, saat Si Biru Hitam menggaet Radja Nainggolan di bursa transfer musim panas 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun