Berapa banyak kerugiannya? Akan jauh lebih besar ketimbang hanya berkutat di masalah PSE Kominfo.
Kalau Kominfo tetap bersikeras, ini akan jadi blunder fatal. Pemerintah yang sedang giat menarik investor masuk justru dijegal oleh blunder lembaga sendiri.
Ini jelas akan jadi pukulan berikut setelah Elon Musk yang sempat melirik Indonesia justru memilih berinvestasi di Thailand. Ruwetnya birokrasi dan hal-hal lain terbukti masih jadi kekhawatiran sebagian investor untuk masuk, sekalipun figur seperti Presiden Jokowi dan para menterinya sudah melobi langsung.
Pada masa lalu, salah satu Menkominfo di Indonesia bahkan pernah membuat blunder fatal, karena menafikan urgensi internet cepat. Saya tak perlu sebut itu siapa, karena Anda pasti tahu siapa sosok yang saya maksud.
Hasilnya, kecepatan internet di Indonesia masih menjadi salah satu yang paling "lelet" di Asia Tenggara. Sebuah nilai minus di mata investor, sekaligus masalah yang mirisnya baru bisa mulai diperbaiki bertahun-tahun kemudian, setelah mulai tertinggal dari negara-negara lain.
Entah kenapa, semua keruwetan ini justru membuka mata publik, tentang apa saja masalah yang membuat investor kurang berminat masuk ke Indonesia.
Bahan mentah memang melimpah, tapi masalah birokrasi dan tetek bengeknya terlalu banyak. Sudah begitu, kecepatan dan kualitas internetnya kadang bikin geregetan.
Tentu saja, tidak ada yang berharap, Kominfo akan membuat kesalahan fatal seperti dulu lagi. Kecuali, orang-orang ingin kembali ke zaman kuno, atau ingin menjadikan Indonesia tertutup rapat seperti Korea Utara.
Soal PSE Kominfo, sebenarnya ini sedang diurus pihak-pihak terkait. Ada yang sudah terdaftar, ada yang sudah mendaftar, ada juga yang sedang dalam proses.
Secara umum, tidak ada masalah, kecuali kegaduhan yang muncul, akibat gaya komunikasi yang kurang baik. Sebuah kebiasaan umum sekaligus kelemahan paling menjengkelkan di periode pemerintahan kali ini.
Saya kadang sulit memahami, kenapa ini jadi kebiasaan. Kalau bisa tenang kenapa harus gaduh?